#iainmetro#irigasi#

Warga Sekitar IAIN Kampus 2 Metro Keluhkan Pendangkalan Irigasi

( kata)
Warga Sekitar IAIN Kampus 2 Metro Keluhkan Pendangkalan Irigasi
Foto: Kadus Menur 1 RW 5.1 RT 19B, Desa Banjarejo, Kecamatan Batanghari, Triyono saat menunjukkan pendangkalan saluran irigasi di IAIN Kampus 2 Metro. Lampost.co/Bambang Pamungkas


Lampung Timur (Lampost.co) -- Warga Desa Banjarejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur mengeluhkan terjadinya penyempitan dan pendangkalan saluran irigasi yang dibangun oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kampus 2 Metro

Data yang dihimpun Lampost.co, penyempitan saluran irigasi tersebut sudah dibangun sejak tahun 2018 tepatnya di Jalan Kihajar Dewantara justru mengurangi besaran yang telah dibuat sebelumnya. 

Kadus Menur 1 RW 5.1 RT 19B, Desa Banjarejo, Kecamatan Batanghari, Triyono, mengatakan sebelumnya saluran irigasi yang telah dibangun menggunakan APBD tersebut lebih luas dibandingkan yang dibuat oleh pihak kampus negeri tersebut. 

Baca juga: Pendangkalan Sejumlah Irigasi di Sragi Lamsel Jadi Biang Kerok Banjir

"Jadi, irigasi yang dibuat oleh IAIN itu lebih sempit dari pada yang dibuat masyarakat. Dulu yang menggunakan APBD itu kedalamannya 60 centimeter dan lebar 40 centimeter. Namun, yang dibuat oleh IAIN ini justru hanya kedalaman 40 centimeter saja. Sehingga terjadilah pendangkalan saluran irigasi," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu, 20 September 2023. 

Dia menyebut, akibat pendangkalan saluran irigasi sekitar 20 centimeter tersebut maka terjadi penyumbatan limbah yang seharusnya bisa mengalir. 

Baca juga: 4 Bendungan di Lampung Masih Suplai Air ke Irigasi

"Di depan jalan itu kan sekarang banyak toko dan kios makanan, yang membuang limbahnya itu ke saluran irigasi. Akibat pendangkalan tersebut, limbah domestik itu tidak terbuang dan hanya mengendap saja, sehingga menimbulkan bau yang luar biasa," ungkapnya. 

"Selain itu, jika turun hujan juga air justru lari ke aliran lain dan meluber ke jalan. Jelas, permasalahan ini telah dirasakan warga sudah hampir lima tahunan ini lah," lanjutnya. 

Selain keluhan pendangkalan saluran irigasi, warga juga mengeluhkan ganti rugi jalan lingkungan yang belum terealisasi dan terkesan menjadi belukar yang tidak bermanfaat. 

"Dulu itu, ada akses jalan masyarakat tepat di tengah kampus. Meskipun sudah dialihkan di pinggir pagar tapi itu belum terselesaikan. Itu di bagian belakang malah jadi belukar yang tidak bermanfaat," kata dia. 

Mengangkat persolan ini, pihak pamong setempat sebelumnya telah menyurati pihak IAIN Metro. Namun, surat yang sudah dilayangkan tersebut tidak diindahkan oleh pihak kampus. 

"Kami sudah kirimkan surat 3 kali atas keluhan yang dirasakan masyarakat. Tapi, belum ada jawaban ke kami," ungkapnya. 

Dia berharap, pihak IAIN Metro bisa mendengar apa yang sudah dikeluhkan oleh warga, karena yang paling terdampak adalah masyarakat sekitar. 

"Besar harapan kami pihak kampus mau mendengarkan keluhan yang kami rasakan. Semoga, dengan dibantu oleh teman-teman media bisa tersampaikan hingga ke Rektor IAIN Metro," pungkasnya. 

Ditempat terpisah, TU IAIN Metro, Sarto Sutik, meminta waktu untuk mengagendakan atas keluhan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar Kamus 2 IAIN Metro. 

"Nanti kami sampaikan ke pimpinan dulu dan biar di cek lapangan. Terima kasih infonya. Tadi ada info dari Kabag dan Kasubag, mungkin bisa dibicarakan terkait surat kemarin, nanti saya tanyakan dulu kapan bisa ditemui," pungkasnya. 

Nurjanah








Berita Terkait



Komentar