#BANDARLAMPUNG

Tren Thrifting Mengindikasikan Daya Beli Rendah

( kata)
Tren Thrifting Mengindikasikan Daya Beli Rendah
Ilustrasi. Dok. Medcom.id


Bandar Lampung (Lampost.co) -- Besarnya jumlah impor barang bekas menunjukkan adanya permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut. Hal ini mengindikasikan daya beli masyarakat masih rendah sehingga preferensi kebutuhannya bergeser dari barang baru ke barang bekas yang memiliki harga miring. 

"Fenomena ini menunjukkan bahwa ada permintaan untuk baju bekas karena harganya murah. Artinya banyak orang yang daya belinya rendah," ungkap Pengamat Ekonomi Universitas Lampung, Asrian Hendi Cahya, Rabu, 22 Maret 2023.
Barang bekas masuk dalam kategori sampah di negara pengekspor, sehingga nilai barang tersebut terbilang sangat murah.
"Sebenarnya barang bekas ini kan bisa dibilang sampah kalau di negara asalnya. Jadi mereka senang kalau ada yang nampung," kata dia.
Permintaan yang tinggi terhadap barang ini menciptakan peluang ekonomi. Namun, bisnis barang bekas memiliki risiko kesehatan dan persaingan dengan produk lokal. 
"Implikasinya, industri dan penjual barang lokal banyak yang tersaingi. Ekonomi lokal akan sulit berkembang," jelasnya.
Lebih lanjut, Asrian menuturkan kondisi ini menyiratkan perlunya upaya peningkatan pendapatan masyarakat agar daya beli meningkat. Sehingga preferensi pembelian barang mengarah ke produk lokal. 
Penguatan ekonomi melalui berbagai peluang usaha dan pembukaan lapangan kerja dengan upaya peningkatan skill, akses, juga fasilitas sangat diperlukan. 
"Harus ada upaya mempermudah pembukaan dan pengembangan usaha melalui regulasi dan program yang ramah dunia usaha," kata dia.

Deni Zulniyadi








Berita Terkait



Komentar