#tawuran#gengmotor#tawuranpelajar

Tawuran Pelajar Akibat Ruang Menyalurkan Energi Terbatas

( kata)
Tawuran Pelajar Akibat Ruang Menyalurkan Energi Terbatas
Tawuran. Ilustrasi


Bandar Lampung (Lampost.co) Tawuran pelajar yang terus terjadi dinilai sebagai akibat wadah dan ruang remaja untuk menyalurkan energi yang terbatas. Hal itu mengakibatkan banyak anak muda terjerumus ke dalam hal negatif.

Pengamat pendidikan Universitas Lampung (Unila), M Thoha B Sampurna Jaya, menjelaskan remaja memiliki energi yang sangat besar. Untuk itu, perlu ruang dan wadah khusus agar pelajar bisa menyalurkan energinya ke dalam kegiatan positif.

"Salah satu penyaluran itu lewat fasilitas olahraga, ruang rekreasi terbuka, atau fasilitas umum massal dan gratis yang bisa mereka manfaatkan untuk menyalurkan energi. Sementara yang terjadi saat ini semuanya harus bayar," ujar Thoha, kepada Lampost.co, Selasa, 1 Agustus 2023.

Untuk itu, pemangku kebijakan sepatutnya membuat satu inovasi untuk bisa menghimpun energi pemuda menjadi program positif.

"Kalau energi remaja ini disalurkan ke olahraga, mereka pulang ke rumah sudah cape dan tidak akan berpikiran untuk melakukan kegiatan yang aneh-aneh lagi," ujarnya.

Kendati demikian, minat remaja terhadap kegiatan ekstrakurikuler juga sangat minim. Sebab, aktivitas di luar jam sekolah itu membutuhkan biaya tambahan, seperti bela diri atau olahraga harus beli baju, sepatu, dan biaya bulanan.

“Itu menjadi beban tersendiri dan membuat mereka tidak berminat mengikuti ekstrakurikuler," kata dia.

Perlu Sinergisitas

Untuk itu, perlu juga sinergisitas antara sekolah, orang tua, dan kepolisian. Pihak kepolisian harus rajin memberikan pendampingan dan sosialisasi dengan pihak sekolah dengan cara yang menyenangkan.

Hal itu demi memancing daya tarik pelajar mengikuti penyuluhan. "Harus dibuat fun game dan bersahabat, karena kalau diceramahin tidak cocok lagi, mereka gampang bosan," ucapnya.

Sementara bagi orang tua harus mampu melakukan pendekatan kepada anak lebih intens. Orang tua dapat lebih memberikan waktu untuk anaknya sehingga bisa memantau aktivitas dan memahami kepribadian anak.

"Banyak orang tua yang sibuk bekerja dan bertemu anaknya saat mau tidur saja. Berangkat pagi anaknya belum bangun, pulang kerja anak sudah tidur. Sehingga intensitas pertemuan orang tua dan anak terbatas. Padahal orang tua perlu waktu yang cukup untuk memberikan waktu kepada anak," kata dia.

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar