Stok 10 Bahan Pangan di Bandar Lampung Surplus Jelang Ramadan

Bandar Lampung (Lampost.co): Stok 10 bahan pangan di Bandar Lampung menjelang Ramadan 2023 atau 1444 Hijriah dipastikan surplus atau melebihi kebutuhan. 10 bahan pangan tersebut adalah bahan pokok utama dari 12 bahan pokok yang diprognosiskan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).
10 komoditas pokok nasional tersebut di antaranya beras; daging ayam ras, telur ayam, bawang merah, cabai merah, minyak goreng, bawang putih, daging sapi, jagung, cabai rawit, gula pasir, dan kedelai.
Hasil pantauan dan evaluasi Bapanas per Maret 2023 di 514 kabupaten/kota se-Indonesia, menyebut Kota Bandar Lampung surplus untuk komoditas pangan. Dari 12 komoditas pangan pokok tersebut, 10 diantaranya Bandar Lampung mengalami surplus.
Adapun rincian (dalam ton) surplus bahan pokok di Bandar Lampung di antaranya beras 1.178 ton, daging ayam ras 70 ton, telur 101 ton, bawang merah 34 ton, cabai merah 20 ton, minyak goreng 160 ton, bawang putih 23 ton, daging sapi 24 ton, jagung 110 ton, dan kedelai 23.640 ton.
Baca juga: Pemprov Jamin Ketersediaan Elpiji Saat Ramadan Hingga Idulfitri
Kepala Dinas Pangan Kota Bandar Lampung, I Kadek Sumarta mengatakan untuk gula dan cabai rawit Bandar Lampung tidak mengalami surplus, tetapi Dinas Pangam Kota Bandar Lampung memastikan dalam stok yang cukup.
“Kan kalau kita hitung ketersediaan harusnya cukup, tapi ada beberapa harga komoditas yang mulai naik,” ujar dia, Kamis, 16 Maret 2023.
Kadek mengatakan bahan pangan pokok strategis di Bandar Lampung surplus berdasarkan ketersediaan dan rerata konsumsi komoditas bahan pokok di masyarakat.
Kenaikan harga bahan pangan pokok setiap hari besar keagamaan selalu menjadi tren dan ditengarai akibat ulah spekulan.
“Caranya supaya harga naik itu terlihat wajar, pasti hilang dulu dari pasaran atau distribusinya turun. Jadi seolah-olah naik karena pasokannya terhambat,” kata Kadek.
Untuk mengantisipasi ulah spekulan yang memainkan harga bahan pangan pokok, ia dan Satgas Pangan Bandar Lampung bakal aktif memantau jalur distribusi.
“Kita bekerja sama dengan kepolisian lebih aktif memantau jalur distribusi untuk menghindari adanya penimbunan atau ulah spekulan yang akan mempermainkan harga,” pungkasnya.
Adi Sunaryo
Komentar