Sempat Terlilit Utang, Mahasiswa ITS Akhirnya Jadi Jutawan

Jakarta (Lampost.co): Muhammad Alvan Al Huda pernah mengalami getirnya hidup. Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, itu bahkan sempat terlilit utang, sebelum akhirnya mengecap sukses.
Tekanan ekonomi tak pernah membuat Alvan putus asa. Dia bangkit dan bangkit lagi. Hasilnya, bisnis travel yang dirintisnya kini berkembang dan sudah beromzet ratusan juta rupiah.
Alvan bercerita, bisnis yang dirintisnya berawal atas dorongan dan tekanan ekonomi. Kala itu ayahanda Alvan jatuh sakit, kemudian disusul dengan bisnis keluarga yang terkena tipu, sehingga ia harus melunasi utang keluarga dalam jumlah besar.
"Saat itu saya kelas dua SMA, hanya membawa niat untuk terjun ke dunia bisnis yang awalnya tidak pernah saya minati," kata Alvan, Rabu 9 Oktober 2019.
Tak hanya sekali Alvan merasakan jatuh bangun dalam mengembangkan usaha. Dimulai dari menjadi sopir perusahaan travel, yang ternyata membawa berkah pengalaman sebagai modal membuka usaha travel.
"Saya akhirnya tahu banyak hal, dari harga mobil Jeep, penginapan, sampai harga tiket wisata yang bermacam-macam," tutur Alvan.
Saat memasuki awal semester kuliah, Alvan bekerja sama dengan saudara kembarnya yang bernama Muhammad Alvin Al Huda untuk mendirikan layanan jasa travel berbasis website, yaitu Huni Raya Group. Awal pendirian website travel ini hanya fokus pada paket wisata Gunung Bromo.
Alvan dan Alvin membagi tugas dan peran dalam bisnis ini. Alvan berperan sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan Alvin sebagai pengurus bagian operasional dan pemasaran.
"Selama setahun awal, bisnis kami sudah memiliki empat belas paket utama yang hingga saat ini berkembang menjadi empat puluh paket untuk wisata Bromo, Batu, Malang, dan (Kawah) Ijen," beber Alvan.
Paket yang ditawarkan terdiri dari paket wisata, adventure, sewa mobil Jeep dan sewa hotel. Mobil Jeep yang telah terdaftar hingga saat ini berkisar sebanyak 140 unit dari empat jalur wisata berbeda. Akta pendirian perusahaan pun juga telah dikantongi sejak Februari 2019, membuat perusahaan ini semakin berkembang.
“Dalam satu tahun terakhir, Huni Raya Group sudah melayani sekitar 400 pelanggan dan menghasilkan omzet 400 juta,” terangnya.
Kemajuan usahanya ini tak lepas dari peran kedua orang tuanya. Di balik kehebatan usahanya ini, putra Ibu Setyani ini mengambil inspirasi dari orang tuanya sendiri.
Perintah langsung mereka yang mengarahkannya agar keluar dari zona nyaman, membuat orang tua Alvan menjadi sosok istimewa di matanya dan Alvin.
Guna menyeimbangkan bisnis dan akademik, Alvan selalu menarget batas minimum yang harus dicapainya. Misal dalam kuliah, ia menarget Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 3.0.
Sedangkan untuk bisnis, harus membuat artikel dan poster promosi minimal dua konten dalam sehari. “Kalau kata ibu saya, kuncinya adalah keluar dari zona nyaman,” ucapnya.
Ke depan, anak terakhir dari empat bersaudara ini berharap bisnisnya akan semakin berkembang dan bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain. Alvan meyakini, hasil tidak pernah mengkhianati usaha.
Siapa pun yang berusaha akan menuai apa yang ia tanam. “Jika kamu kerja sebanyak sepuluh juta dan hanya dapat satu juta, maka sembilan juta sisanya akan Allah berikan di waktu yang lain. Begitu juga sebaliknya,” pungkasnya.
medcom.id
Komentar