#beritalampung#beritalambar#bencanaalam#banjir

Satgas Penanggulangan Bencana Buat Jembatan Darurat di Pekon Sidomulyo Lambar

( kata)
Satgas Penanggulangan Bencana Buat Jembatan Darurat di Pekon Sidomulyo Lambar
Pembuatan jembatan darurat bagi warga Tanjungkurung, Pekon Sidomulyo, Kecamatan Pagardewa, Lampung Barat. Dok/BPBD


Liwa (Lampost.co): BPBD Lampung Barat bersama tim terkait dan masyarakat terus melaksanakan penanganan dampak bencana yang terjadi di Pekon Sidomulyo, Kecamatan Pagardewa. Salah satunya pembuatan jembatan darurat sebagai penghubung antarpemangku (dusun) di Pekon Sidomulyo.

Sekretaris BPBD Lampung Barat Kodri menjelaskan dari sejumlah jembatan yang sudah hanyut karena diterjang banjir beberapa hari lalu, sejak dilakukan penanganan tanggap darurat hingga saat ini sejumlah akses utama yaitu jalan poros penghubung Pekon Sidomulyo ke Pekon Tanjungkurung yang meliputi enam pemangku itu, kini sudah terbuka dan sudah bisa dilintasi menggunakan sepeda motor. 

"Kemudian tiga jembatan darurat penghubung pemangku 6-7, pemangku 7-8, dan pemangku 8-9 juga sudah selesai dikerjakan untuk mengatasi keterisolasian daerah tersebut," ujarnya, Senin, 13 Maret 2023.

Baca juga: Daerah Resapan Air Penting Dalam Upaya Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Selain membuat jembatan darurat itu, kata Kodri, tim Satgas juga membuka akses beberapa titik jalan yang tertutup material longsor degan menurunkan alat berat mini.

"Atas kerja keras yang dilakukan tim Satgas penanggulangan bencana bersama masyarakat dan lintas terkait lainya itu, kini titik-titik jalur yang terdampak longsor terutama jalan poros sudah bisa dilalui menggunakan roda dua," kata dia.

Untuk mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan penanganan lebih lanjut di lokasi bencana itu, kata dia, pihaknya belum dapat menghubungi petugas disana karena terkendala sinyal. 

Karena di enam dusun yang menjadi lokasi bencana banjir dan longsor tersebut hingga saat ini belum terjangkau sinyal komunikasi maupun internet.

"Jarak tempuh dari pekon induk atau pos induk menuju lokasi Tanjungkurung yang meliputi enam pemangku itu juga membutuhkan waktu selama 2-3 jam lebih dengan medan yang sulit karena berada di wilayah perbukitan yang lokasinya sudah mendekati perbatasan dengan Sumsel," kata dia.

Ia menambahkan jumlah lokasi pengungsian terdampak bencana itu kini ada 24 titik yang semula hanya 9 titik. Para warga masih berada di pengungsian karena curah hujan masih tinggi dan rumah puluhan KK juga sudah tertimbun longsor.

Adi Sunaryo








Berita Terkait



Komentar