#revolusimental#jokowi

Revolusi Mental Disebut Hanya Omong Kosong

( kata)
Revolusi Mental Disebut Hanya Omong Kosong
Dosen Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Universitas Paramadina Abdul Malik Gismar.


Jakarta (Lampost.co) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu mengampanyekan semangat revolusi mental sejak masa Pilpres 2014. Namun, ternyata jargon itu tidak ada perubahan berarti.

"Revolusi mental sebagai upaya negara, itu nonsense (omong kosong)," kata Dosen Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Universitas Paramadina, Abdul Malik Gismar, saat diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Senin, 14 Agustus 2023.

Hal itu terlihat dari kondisi Indonesia saat ini, mulai dari korupsi yang bertambah hingga sistem pendidikan yang masih berantakan.

Berdasarkan survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018, lanjutnya, posisi Indonesia memprihatinkan. Sebab, berada di posisi ke-74 alias peringkat keenam dari bawah.

“Rata-rata lama sekolah di Korea Selatan 11 tahun, tapi rata-rata lama sekolah di Indonesia cuma delapan tahun. Artinya hanya sampai kelas 2 SMP,” ujarnya.

Menurut dia, revolusi mental telah terjadi saat reformasi. Saat itu masyarakat Indonesia keluar dari mentalitas karena tidak bebas berekspresi di Orde Baru.

"Kami tidak terlalu peduli dengan kejahatan dan korupsi karena tidak berani mengatakan apa-apa. Masyarakat tidak bisa bereaksi lagi," katanya.

Di tengah situasi itu, reformasi pun terjadi yang dampaknya terasa hingga kini dengan masyarakat bebas menyampaikan pendapat termasuk anak muda.

"Masyarakat dengan luar biasa gampang menyebut dirinya sebagai aku. Itu fenomena baru dan indikasinya dalam tahap tertentu revolusi mental terjadi saat reformasi," katanya.

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar