Realisasi Nilai Investasi Lampung Triwulan II 2023 Raup Rp5,9 Triliun

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Lampung mencatat realisasi nilai investasi Lampung sampai triwulan II 2023 tercapai 54,50 persen dari target.
Kepala DPMPTSP Lampung, Yudhi Alfadri, menjelaskan perkembangan nilai investasi Lampung pada triwulan II atau semester pertama tahun ini tumbuh dari target.
"Realisasi investasi semester I (Januari-Juni) 2023 mencapai Rp5,99 triliun atau 54,50 persen dari target Rp11 triliun atau tumbuh 43,88 persen (year on year)," ujar Yudhi, kepada Lampost.co, Jumat, 4 Agustus 2023.
Berdasarkan data realisasi investasi tersebut untuk ditingkat Sumatra, provinsi lampung menempati posisi ke enam dengan perolehan nilai investasi terbesar dan peringkat 23 secara nasional.
"Penanaman modal asing (PMA) Lampung Rp1,91 triliun tumbuh 87,37 persen. Berada di peringkat 6 Sumatra dan peringkat 23 nasional dengan 270 proyek dengan penyerapan tenaga kerja 2.195 TKI dan 13 TKA," kata dia.
Sementara pada penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp4,08 triliun tumbuh 29,80 persen berada di peringkat 8 Sumatra dan peringkat 21 nasional. Nilai itu dari 1.862 proyek dengan penyerapan tenaga kerja 9.073 TKI dan 0 TKA.
Negara Investor
Seluruh capaian realisasi mulai dari PMA dan PMDN tersebut berasal dari 15 kabupaten/kota se Lampung dengan daerah terbanyak berada di Lampung Tengah dan Bandar Lampung, yaitu Rp1,60 triliun dan Rp1,04 triliun.
BACA JUGA: Realisasi Investasi 2023 Lampung Peringkat 5 di Sumatra
Sumber nilai investasi PMA di Lampung berasal dari luar negeri, yaitu Malaysia Rp541 miliar, Singapura Rp825 miliar, Tiongkok Rp258 miliar, Jepang Rp67 miliar, Hongkong Rp31 miliar, India Rp37 miliar, British Virgin Islands Rp29 miliar, Belanda Rp3 miliar, Korea Selatan Rp3 miliar, dan Inggris Rp1 miliar.
Lalu Australia Rp4 miliar, Thailand Rp319 juta, Cayman Island Rp355 juta, Taiwan Rp96 juta, Luxembourg Rp93 juta, Swiss Rp92 miliar dan Belgia Rp12 miliar.
Jenis penanaman modal yang masih menjadi minat para investor diantaranya sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan senilai Rp858 miliar dan perkebunan Rp677 miliar.
Lalu sektor industri pengolahan, yaitu industri makanan Rp3,52 triliun, industri kimia dan farmasi Rp221 miliar, dan industri karet dan plastik Rp198 miliar.
Effran Kurniawan
Komentar