#rusiaukraina#beritainternasional

Putin Tegaskan Rusia Siap Negosiasi Damai, Tapi Ukraina Menolak

( kata)
Putin Tegaskan Rusia Siap Negosiasi Damai, Tapi Ukraina Menolak
Presiden Rusia Vladimir Putin siap negosiasi dengan Ukraina. Foto: AFP


Moskow (Lampost.co) -- Rusia siap berunding dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina. Namun, Kyiv dan pendukung Baratnya menolak untuk terlibat dalam pembicaraan. Hal itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara yang disiarkan Minggu.

Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Krisis Misil Kuba 1962. Sejauh ini, ada sedikit akhir yang terlihat dari perang.

Kremlin mengatakan, akan berjuang sampai semua tujuannya tercapai. Sementara Kyiv mengatakan tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia diusir dari semua wilayahnya, termasuk Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.

"Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka. Kami bukan pihak yang menolak untuk bernegosiasi, merekalah yang menolak," kata Putin, kepada televisi negara Rossiya 1 dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu, seperti dikutop dari The Straits Times, Senin 26 Desember 2022.

Direktur CIA William Burns mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan bulan ini sebagian besar konflik berakhir dengan negosiasi. Penilaian CIA adalah Rusia belum serius melakukan negosiasi nyata untuk mengakhiri perang.

Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Putin perlu kembali ke kenyataan dan mengakui Rusia tidak menginginkan negosiasi apa pun.

“Rusia sendirian menyerang Ukraina dan membunuh warganya,” kata Mykhailo Podolyak di Twitter.

BACA JUGA: Putin Ingin Akhiri Perang di Ukraina Usai Zelensky Ketemu Biden

“Rusia tidak menginginkan negosiasi, tetapi berusaha menghindari tanggung jawab,” imbuhnya.

Putin mengatakan Rusia bertindak dalam arah yang benar di Ukraina karena Barat, yang dipimpin Amerika Serikat, berusaha untuk memisahkan Rusia. Washington pun membantah sedang merencanakan keruntuhan Rusia.

“Saya percaya kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami,” tegas Putin.

Ditanya apakah konflik geopolitik dengan Barat mendekati tingkat yang berbahaya, Putin berkata: "Saya kira itu tidak terlalu berbahaya."

Putin mengatakan, Barat telah memulai konflik di Ukraina pada 2014 dengan menggulingkan presiden pro-Rusia dalam protes Revolusi Maidan.

Segera setelah revolusi itu, Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina dan pasukan separatis yang didukung Rusia mulai memerangi angkatan bersenjata Ukraina di timur Ukraina.

“Sebenarnya, hal mendasar di sini adalah kebijakan lawan geopolitik yang bertujuan untuk memisahkan Rusia, Rusia yang bersejarah,” imbuh Putin.

Putin menyebut apa yang dia sebut operasi militer khusus di Ukraina sebagai momen yang menentukan ketika Moskow akhirnya melawan blok Barat yang dia katakan berusaha untuk menghancurkan Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Putin menggambarkan Rusia sebagai negara yang unik dan sebagian besar rakyatnya bersatu dalam keinginan untuk mempertahankannya.

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar