#LAMSEL

Polisi Angkat Bicara Soal Dugaan Pemaksaan Belanjakan Uang BPNT di E-Warong

( kata)
Polisi Angkat Bicara Soal Dugaan Pemaksaan Belanjakan Uang BPNT di E-Warong
Kapolsek Tanjungbintang Kompol Martono saat diwawancarai di ruang kerjanya beberapa waktu yang lalu. Lampost.co/Sukisno


Kalianda (Lampost.co) – Pihak kepolisian angkat bicara soal dugaan pemaksaan kepada penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) agar membelanjakan uangnya ke E-Warong Desa Sabahbalau, Kecamatan Tanjungbintang, Kabupaten Lampung Selatan.

Kapolsek Tanjungbintang Kompol Martono menyayangkan dugaan adanya penekanan pihak Pemerintah Desa Sabahbalau kepada para penerima bantuan tersebut. Padahal, dalam aturan terbaru tidak menyebutkan warga harus belanja sembako di tempat tertentu.

"Sesuai aturan saya imbau janganlah ada pemaksaan. Kalau nanti ada yang melakukan pemaksaan dan ada yang melapor kami akan tindak sesuai aturan yang berlaku," ujar dia kepada Lampost.co, melalui sambungan telepon, Minggu, 27 September 2022.

Dirinya juga akan segera berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas Sabahbalau untuk melihat situasi yang sebenarnya. "Ya nanti saya telepon Bhabinkamtibmas untuk ngecek," kata dia.

Dirinya juga mengimbau agar oknum wartawan atau Lembaga Swadaya Masyarakat untuk tidak bermain sebagai penyuplai BPNT. "Kalau ada yang laporan pasti kami panggil," kata dia.

Dari pantauan Lampost.co di Balai Desa Sabahbalau, Minggu, 27 November 2022, warga yang sudah menerima uang dari PT Pos Indonesia diarahkan menemui para pendamping PKH. Terlihat Kaur Kesra Desa Sabahbalau Tami sedang mengarahkan para KPM untuk membeli sembako. "Sembako ya sembako," ujar Timi.

Warga Dusun 3 Ebit Susino mengatakan dirinya tidak mau diintervensi dan lebih memilih mengambil uangnya dan tidak menyetorkan untuk ditukar sembako. Pasalnya sembako yang diberikan tidak sesuai. "Yang kemarin itu isinya tidak sesuai termasuk timbangannya telur yang seharusnya 2 kg itu kurang. Jadi mending kami belikan saja di warung bisa milih kebutuhan pokoknya sesuai intruksi Mensos ibu Risma," kata dia kepada Lampost.co, Minggu, 27 November 2022.

Hal senada disampaikan warga Dusun 2 Munawaroh. Dirinya dipaksa untuk menyetorkan uang untuk diganti sembako. "Saya dipotong dua ratus ribu nanti kalo gak mau ketuanya dimarah. Sembako keluarnya besok," kata dia.

Kades Sabahbalau Pujianto mengatakan tidak tahu menahu soal penekanan kepada para KPM. "Saya tidak tahu, saya cuma nyiapin tempat. Saya juga berpesan kepada penerima bantuan agar bantuannya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk beli sembako, telur dan kebutuhan pokok lainnya. Jangan untuk beli rokok atau bayar utang," kata dia.

Deni Zulniyadi








Berita Terkait



Komentar