Petani di Tulangbawang Sebut El Nino Sebabkan Produksi Gabah Menurun

Menggala (Lampost.co)--Fenomena cuaca El Nino berpotensi menyebabkan turunnya produksi gabah di Kabupaten Tulangbawang. Minimnya curah hujan pada musim tanam gadu akan meningkatkan ongkos produksi bagi para petani.
Salah satu petani di Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulangbawang, Kisworo mngatakan bahwa sawahnya sudah alami kekurangan air akibat curah hujan menurun dalam sebulan terakhir.
Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman padi yang berumur 30 hari, Kisworo terpaksa menambah biaya produksi dengan menggunakan diesel untuk mengairi lahan melalui irigasi.
"Kami nyedot air dari irigasi dengan mesin diesel untuk mengaliri air ke dalam lahan," kata Kisworo kepada Lampost.co pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Kisworo mengaku khawatir jika kondisi kekeringan berlanjut, sebab hal itu bisa mengakibatkan gagal panen. Apalagi usia padi yang ditanamnya baru berumur 30 hari, dan membutuhkan 90 sampai 100 hari untuk mencapai waktu panen.
"Jika kekeringan berlangsung selama dua bulan, ada risiko air asin dari Laut Kuala dapat masuk dan menyebabkan gagal panen," kata dia.
Ongkos produksi padi per hektare biasanya mencapai Rp5 juta hingga Rp6 juta, yang meliputi biaya untuk menyiapkan lahan, menanam, membeli pupuk, obat hama, serta rumput. Namun, akibat minimnya curah hujan, ongkos produksi meningkat.
Kisworo mengungkapkan bahwa untuk menjalankan mesin per hektare, ia membutuhkan lima liter solar dengan harga Rp12 ribu/liter, dan selama sebulan harus mengisi air tiga kali di lahan.
Untuk mengatasi kenaikan ongkos produksi, Kisworo terpaksa mengurangi kuota pupuk. Biasanya dia menggunakan empat kuintal pupuk per hektare, namun sekarang hanya bisa menggunakan dua kuintal, yaitu satu kuintal pupuk jenis Urea dan satu kuintal NPK Ponska.
"Jadi sekarang mupuknya disebar. Kalau dulu bisa mencapai empat kuintal," katanya.
Menurut Kisworo, hasil panen padi jenis inpari 32 biasanya mencapai 5 ton per hektare. Namun, tanam pada musim gadu membuat komoditas jenis tersebut rentan terserang hama wereng dan keong.
"Harga gabah basah pas jual musim rendeng Rp4.800/kg. Harga gabah sempat naik jadi Rp6 ribu tapi cuma naik tiga hari saja," katanya.
Putri Purnama
Komentar