Pengusaha Kerap Dihambat Regulasi yang Ribet

Jakarta (Lampost.co) -- Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel menerima berbagai keluhan yang dilontarkan oleh sejumlah asosiasi usaha yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur.
Mereka meminta pemerintah jangan menghajar dunia usaha dan industri melalui regulasi-regulasi baru yang diterbitkan di tengah masih banyaknya regulasi yang tumpang-tindih dan tidak realistis. Hal itu tentunya bakal menyulitkan mereka untuk bersaing di pasar global.
"Regulasi yang ada sudah terlalu banyak, tumpang-tindih antara pusat dan daerah, semua berorientasi biaya, makan waktu, dan menyulitkan pengusaha. Sebaiknya fokus memperbaiki kinerja birokrasi agar aturan berjalan efektif dan efisien, tanpa membuat regulasi baru yang memukul pelaku bisnis dan industri. Setidaknya, kalau belum bisa membantu, sebaiknya pemerintah tidak mengganggu pelaku dunia usaha dengan regulasi yang memberatkan," kata CEO PT Insera Sena Soejanto Widjaja dalam dialognya dengan Rachmat Gobel, di Sidoarjo, Jawa Timur, dikutip dari Media Indonesia, Senin, 5 Oktober 2020.
Ia mencontohkan kebijakan pemerintah memproteksi industri komponen dalam negeri sering menjadi absurd karena produsennya tidak mampu menuju volume dalam jumlah besar dan cepat, serta sering tidak memenuhi kualitas standar yang diminta pembeli maupun pasar.
"Jangan kami dipersulit untuk mendapatkan komponen bahan baku impor karena industri dalam negeri memang tidak ada," kata Soejanto.
Rachmat Gobel merespons positif berbagai masukan tersebut. Ia meminta semua anggota DPR yang hadir bersamanya menjadikan berbagai masalah itu sebagai agenda materi bahasan dengan kementerian terkait dalam rapat komisi.
"Kita jangan jalan sendiri-sendiri. Kita harus sinergi menyelamatkan perekonomian nasional untuk keluar dari kontraksi yang lebih dalam," kata Rachmat.
Medcom
Komentar