#hargabahanpokok#pasarmurah#pemprov

 Pemprov akan Mengkaji Faktor Kenaikan Harga Pangan

( kata)
 Pemprov akan Mengkaji Faktor Kenaikan Harga Pangan
Foto: Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung Kusnardi.  Lampost.co/Deta Citrawan


Bandar Lampung (Lampost.co) -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung masih akan mempelajari  faktor penyebab naiknya beberapa harga kebutuhan pokok saat ini. 

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung Kusnardi mengatakan mempelajari faktor penyebab itu harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengambil langkah antisipasi seperti operasi pasar

"Kita lihat dahulu, sampai saat ini harga masih kita pantau. Sebab kenaikan harga kebutuhan pokok tidak harus selalu diatasi dengan operasi pasar," ujar Kusnardi, Selasa 18 Juli 2023. 

Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok di Kotaagung dan Wonosobo Relatif Stabil

Menurutnya, operasi pasar yang kerap digelar oleh pemerintah merupakan bentuk mengatasi akibat faktor suplai barang yang kosong. 

"Sembari mempelajari dan membandingkan harga di tempat lain bagaimana, hambatannya di mana, kalau memang di suplai baru kita gelar operasi pasar," kata Kusnardi.

Baca juga: Pemprov Cek Keamanan Bahan Pangan di Bandar Lampung, Begini Hasilnya

Oleh karena itu Pemprov Lampung untuk saat ini masih akan melihat perkembangan kenaikan harga pangan dari sistem pendistribusian. Setelah mempelajari hal tersebut barulah dapat diambil keputusan yang sesuai dan pas.

Ia juga menyampaikan, kenaikan harga telur yang terjadi di pasaran saat ini akibat berkurangnya pasokan dari peternak. Yang masih bekerjasama dengan Pemerintah menyalurkan paket bantuan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). 

"Telor salah satu paket dalam bantuan sembako pemerintah bisa juga, karena awalnya harga telur jatuh sehingga di masukkan dalam program PKH, tapi sekarang harga telur mahal tidak tahu apa masih dimasukkan dalam paket itu, kalau tetap tentu akan semakin mahal harganya karena di pasar berkurang," ungkapnya. 

Selain itu juga, naiknya harga beras di pasar saat ini akibat naiknya harga jual gabah kering dari tingkat petani yang saat ini menurutnya menyentuh diangka Rp6200/kg.  

"Sekarang ini yang sangat bergembira adalah petani, karena harga gabah mereka naik, harga jagung naik. Dan Pemerintah menahan agar itu tidak naik dengan cara distribusi gabah kering dibatasi untuk keluar, jika gabah kering kita tetap dijual di dalam tentu itu akan menjaga kestabilan harga di pasaran," ujar Kusnardi.

 

Nurjanah








Berita Terkait



Komentar