#PESISIRBARAT

Pemkab Pesisir Barat Gelar Pasar Murah, Pedagang Diduga Borong Beras

( kata)
Pemkab Pesisir Barat Gelar Pasar Murah, Pedagang Diduga Borong Beras
Salah satu warga yang diduga memborong beras di lokasi operasi pasar murah di Pasar Way Batu, Kelurahan Pasar Krui, Pesisir Tengah, Selasa, 28 Maret 2023. Lampost.co/Yon Fisoma


Krui (Lampost.co) -- Masyarakat menilai  penyelenggaraan operasi pasar murah beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Way Batu, Kelurahan Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Selasa, 28 Maret 2023, tidak terukur, tidak tepat sasaran, dan asal-asalan.

Kegiatan tersebut merupakan kerja sama kantor cabang Bulog Lampung Utara dengan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Diskop UKM dan Perdagangan)  Kabupaten Pesisir Barat.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, warga yang membeli beras ternyata ada para pedagang atau toko-toko, sehingga mereka membeli berkarung-karung beras yang diduga akan  dijual kembali kepada warga dengan harga lebih tinggi.

 "Bazar beras (pasar murah), tidak tepat sasaran, yang ikut  bazar (membeli beras), malah toko-toko, mereka dapat (membeli) sampai puluhan karung, untuk dijual lagi," kata Ariska, seorang warga setempat.

Hal tersebut, kata dia, sangat disayangkan, sebab  bantuan itu seharusnya tepat sasaran untuk warga kurang mampu dan konsumsi sendiri, justru jadi ajang sejumlah oknum pedagang untuk mengeruk keuntungan.

Kegiatan yang   dibuka oleh Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal dan jajarannya itu, awalnya berlangsung tertib. Namun pada saat pembagian, peserta berdesakan berebut untuk membeli. Bahkan di antara warga yang membeli,  terdapat juga ASN dan para pedagang toko.

Kepala Diskop UKM dan Perdagangan Kabupaten Pesisir Barat, Siswandi, mengatakan beras yang dijual pada kegiatan itu untuk seluruh warga di Pesisir Barat yang mau membeli. Kegiatan itu dalam upaya menekan inflasi. "Hari ini kami fokus di beras satu karung isi lima kg, per kgnya Rp8.800. Hari ini kuota yang kami sebar kepada masyarakat sebanyak tujuh ton,” kata dia, di lokasi kegiatan.

"Kami telah menyurati camat.  tidak ada persyaratan untuk  warga yang hendak membeli, juga tidak kami batasi. Silahkan masyarakat yang mau membeli karena kalau kami kasih persyaratan tidak semua bisa membeli. Tidak ada kupon-kupon," kata Siswandi.

Jika beras itu dibeli oleh para pemilik toko yang diduga akan dijual lagi, menurut Siswandi hal itu wajar terjadi. “Gak apa-apa seperti itu, tidak ada masalah mau beli berapa banyak asal ada uangnya. Karena Bulog yang jual. Bulog tentu mau barangnya habis. Bukan kami yang menjual. Karena target mereka (bulog) harus habis," ujar Siwandi.

Deni Zulniyadi








Berita Terkait



Komentar