Pedagang Sebut Penyekatan Kawat Berduri di Bandar Lampung Bikin Omzet Anjlok

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Para pedagang di pusat Kota Bandar Lampung, seperti di Jalan Kota Raja, Jalan Radin Intan, serta Jalan Kartini dan sekitarnya mengaku sangat terdampak oleh penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menggunakan kawat berduri.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APSI) Provinsi Lampung, Herman Malano mengatakan, kebijakan pemasangan kawat berduri berdampak langsung pada aktivitas perekonomian. Ia berpendapat, kebijakan yang dikeluarkan diharapkan bisa lebih arif dengan tetap mendukung ekonomi kerakyatan.
"Penurunan omzet di atas 80 persen. Seharusnya disesuaikan seperti standar pemeriksaan covid-19 di mal dan dikantor-kantor. Warga mau belanja tetapi kok dihalangi," katanya, Jumat, 20 Agustus 2021.
Baca: Polisi Tambah Titik Penyekatan di Bandar Lampung
Ia memastikan, secara keumuman para pedagang senantiasa menaati aturan pemerintah. Namun di sisi lain, pedagang juga tetap ingin roda perekonomian tetap berjalan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kenapa di mal dan usaha ritel bisa dibuka? Sementara di pasar dipasang kawat berduri. Mal milik satu orang atau perusahaan, sementara pasar ini kan menjadi tempat bergantung ribuan orang untuk cari makan," kata Herman.
Senada, Ketua Asosiasi Pedagang Bambu Kuning Trade Center (PPBTC) Bandar Lampung, Arnita Tanjung merasa prihatin dengan adanya penyekatan yang dinilainya terlalu berlebihan. Ia mengatakan, sebenarnya warga sudah sadar akan bahaya covid-19.
"Hanya ada 25 persen toko yang buka, selebihnya tutup," katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung, Subadra Yani Moersalin menyebut kebijakan penyekatan kawat berduri banyak dikeluhkan masyarakat. Satgas Covid-19 diminta berhati-hati dalam menerapkan kebijakan.
"Kalau menghambat kegiatan masyarakat kemudian terjadi penumpukan kendaraan, maka kebijakannya kurang pas. Harus ada rekayasa lalu lintas juga. Jangan mempersulit perkonomian masyarakat. Warga sudah sulit, jangan dibikin lebih sulit lagi," katanya.
Sobih AW Adnan
Komentar