Partisipasi Siswa dan Capaian Hasil Belajar Indonesia Rendah

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Direktorat Jenderal dan tenaga kependidikan Kemendikbudristek menyebut angka partisipasi siswa dan capaian hasil belajar di Indonesia masih rendah.
Direktorat Jenderal dan tenaga kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, menjelaskan angka partisipasi siswa dan hasil belajar yang rendah karena ketidakmerataan infrastruktur dan kesenjangan dalam aktivitas dan cara mengajar.
”Aktivitas dan cara mengajar itu ada kesenjangan antara yang dilakukan guru dengan yang dibutuhkan murid. Ini masalah buat pendidikan kita. Lalu infrastruktur sekolah yang tidak memadai juga karena saat ini di Indonesia ada 40% sekolah tidak memiliki akses internet,” kata Nunuk saat Kuliah Umum tentang prospek profesi guru melalui transformasi PPG, di Aula K FKIP Unila, Rabu, 8 Maret 2023.
Menurutnya, berdasarkan neraca pendidikan daerah, terdapat lima isu yang menjadi pemicu rendahnya capaian belajar di Indonesia. Pertama pedagogi dan efektivitas pengajaran guru Indonesia masih perlu banyak diperbaiki.
Guru sering bertindak sebagai penerus pengetahuan, bukan fasilitator pembelajaran. Kemendikbudristek mencatat rata-rata skor kompetensi guru hanya 57 dari 100 yang memenuhi rata-rata skor kompetensi guru.
Kemudian kurikulum di Indonesia sering dipandang kaku dan terfokus pada konten. Lalu infrastruktur sekolah kurang memadai, termasuk yang diakibatkan bencana. Selain itu, tata kelola pendidikan belum mendukung maksimal hasil pembelajaran peserta didik dan terakhir rendahnya hasil pembelajaran di perguruan tinggi.
Untuk mengatasi persoalan itu, Kemendikbudristek merancang strategi pembelajaran holistik yang terintegrasi dalam platform teknologi. Mulai dari transformasi kepemimpinan sekolah, transformasi pendidikan dan pelatihan guru, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa, penerapan standar penilaian global, serta melakukan kemitraan daerah dan masyarakat sipil.
“Program-program yang dilakukan dengan cara lama tidak akan berhasil, sehingga harus terus berinovasi,” kata dia.
Effran Kurniawan
Komentar