Migrasi Siaran Analog ke Digital Rampung Tahun Ini

Jakarta (Lampost.co) -- Program Analog Switch Off (ASO) atau perpindahan siaran televisi (TV) analog ke digital ditargetkan rampung tahun ini. Seluruh siaran TV analog akan dihentikan paling lambat 2 November 2022.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widyastuti menyebut program ASO memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Kepentingan publik menjadi tujuan utama program ini.
“Publik akan memperoleh penyiaran yang berkualitas. Bahasa sederhananya, siaran yang diterima masyarakat tidak ada lagi semutnya, tidak ada suara-suara atau gangguan sinyal meskipun sedang hujan,” ujar Niken dalam webinar berjudul “Aku Beralih TV Digital”, dikutip pada Kamis, 20 Januari 2022.
Niken mengatakan manfaat ASO juga akan dirasakan stasiun-stasiun penyiaran. ASO mendorong efisiensi dengan penghematan penggunaan frekuensi siaran.
“Manfaatnya secara umum akan menyehatkan industri telekomunikasi dan penyiaran, serta optimalisasi sumber daya yang terbatas seperti spektrum frekuensi radio,” kata Niken.
Sementara itu, Ketua KPI Pusat, Agung Suprio mengatakan program ASO mendorong kemunculan TV digital baru. Konsekuensinya, KPI akan makin sibuk dalam melakukan pengawasan.
Namun, Agung menilai ini menjadi momentum bagi TV lokal untuk semakin meningkatkan ragam konten siaran agar bisa memancing minat segmentasi masyarakat yang lebih khusus lagi. Misalnya, khusus siaran TV bagi anak-anak, agama, dan lain-lain.
“Karena akan semakin banyak yang melakukan siaran, maka pengawasan dan perizinan juga akan semakin diperketat,” ujar dia.
Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno, menegaskan migrasi ke TV digital akan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh pemangku kepentingan. Migrasi ke siaran TV digital saat ini bersandar pada Undang-Undang Cipta Kerja.
“Yang jelas berpindahnya dari (siaran) TV analog ke TV digital memberikan manfaat yang besar, terutama bagi sektor penyiaran dan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Iman.
Effran Kurniawan
Komentar