#GenerasiEmas#sekolah#KelompokBermainMasirPulauPasaran

Mendidik Siswa dari Pengalaman Langsung

( kata)
Mendidik Siswa dari Pengalaman Langsung
Siswa Kelompok Bermain Masir Pulau Pasaran, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, mengikuti kegiatan bermain dan belajar di sekolah setempat, Rabu (6/9/2017). Dok. LAMPUNG POST


BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Pada anak usia dini, pendidikan yang diberikan haruslah mengacu pada proses, yakni saat anak mengalami, mengamati, dan merasakan, bukan pada hasil. Model pendidikan tersebut kini diterapkan di lembaga  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Kelompok Bermain Masir, Pulau Pasaran, Kelurahan Kotakarang, Telukbetung Timur, Bandar Lampung.
Di sekolah itu, setiap anak diajak mencoba berbagai kegiatan yang akan menjadi pengalaman baru bagi mereka. "Yang terpenting adalah proses ketika anak mencoba, bukan pada hasil yang didapatkan siswa," ujar kepala Kelompok Bermain Masir, Purwigati, di sekolahnya, Rabu (6/9/2017).
Di Masir, siswa mengikuti kegiatan bermain dan belajar dengan pedoman kurikulum 2013 yang mengacu pada pembelajaran saintifik, yakni anak diajak secara langsung belajar langsung dari fakta yang ada di sekitar mereka, tidak sebatas melalui alat peraga. "Jika memakai alat peraga, anak masih harus mengkhayal. Tetapi, jika melihat langsung, anak menjadi lebih cepat paham," ujar dia.
Purwigati memberikan contoh, saat anak belajar tentang tema tanaman, anak secara langsung diajak mengenal berbagai jenis tanaman, seperti dikenalkan dengan jenis tanaman umbi-umbian di lapangan langsung. Sebab, dengan belajar langsung di alam terbuka, anak akan lebih aktif.
Selain pendidikan dengan pendekatan saintifik yang merangsang kecerdasan intelektual siswa, menurut Purwigati, di sekolahnya siswa juga mendapatkan penekanan pendidikan karakter yaitu dengan menanamkan nilai-nilai moral dan agama sejak dini. "Harapannya, setelah keluar dari Kober, anak menjadi lebih mandiri, memiliki karakter dan moral yang baik," kata Purwigati.
Kober Masir saat ini memiliki 56 siswa yang setiap hari belajar dalam suasana bermain di sekolah yang berada di lingkungan pulau, yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.
Purwigati berharap ke depan masyarakat semakin menyadari begitu pentingnya pendidikan usia dini  sebagai masa-masa emas perkembangan anak. 

Rudiyansyah








Berita Terkait



Komentar