Mayoritas Subsidi BBM dan Elpiji Dinikmati Warga Mampu

Jakarta (Lampost.co) -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyebutkan mayoritas subsidi elpiji tiga kilogram dan BBM justru dinikmati masyarakat golongan mampu.
“Kalau dilihat manfaat yang diterima masyarakat terhadap LPG memang terlihat sekali dinikmati hampir seluruh masyarakat dengan justru kelompok yang mampu,” katanya dalam Rapat bersama Banggar DPR RI, dikutip Rabu, 15 Juni 2022.
Baca juga: Jebakan Subsidi
Kenyataan tersebut, kata Febrio, mendorong pemerintah untuk menyusun kembali kebijakan subsidi yang lebih tajam dengan mengganti subsidi terbuka menjadi berbasis orang.
Ada empat desil masyarakat termiskin yang hanya menikmati subsidi LPG tiga kilogram sebesar 23,3 persen, sedangkan empat desil terkaya menikmati 57,9 persen dari total LPG bersubsidi. Selain itu, penyediaan LPG di Indonesia ternyata mayoritas berasal dari impor yakni mencapai 80 persen dari total LPG.
Terlebih lagi, harga komoditas energi semakin meningkat akibat konflik geopolitik tapi Harga Jual Eceran (HJE) tetap Rp4.250 per kilogram sejak 2010. Sementara harga keekonomiannya kini mencapai Rp19.609 per kilogram.
“Ini menunjukkan besarnya beban dari subsidi LPG yang dilakukan tapi ini keputusan dari bersama untuk menjaga daya beli di tengah ketidakpastian 2022,” jelasnya.
Dari sisi konsumsi LPG bersubsidi juga semakin meningkat yaitu diproyeksikan mencapai 7,82 juta metrik ton pada 2022 sedangkan konsumsi LPG nonsubsidi sebesar 0,58 juta metrik ton.
Selain LPG, subsidi BBM ternyata turut dinikmati masyarakat mampu yaitu sebanyak 60 persen masyarakat terkaya menikmati hampir 80 persen dari total konsumsi atau 33,3 liter per rumah tangga per bulan.
Sementara 40 persen masyarakat terbawah hanya menikmati konsumsi BBM bersubsidi sebanyak 17,1 liter per rumah tangga per bulan. Bahkan selisih antara harga penetapan dengan harga keekonomian dari BBM jenis solar saat ini sangat tinggi yakni Rp5.150 untuk harga penetapan dan keekonomian Rp12.170.
“Nah ini lah yang menjadi evaluasi bagi kita untuk semakin bisa pertajam kebijakan subsidi ke depan,” tegas Febrio.
Effran Kurniawan
Komentar