Marak Kejahatan, OJK Minta Agen Layanan Bank di Lampung Waspada

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan kepada seluruh pihak yang menggunakan Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Keuangan Inklusif (Laku Pandai) di Lampung untuk terus waspada dan meningkatkan keamanan.
Laku Pandai merupakan program OK untuk penyediaan layanan perbankan atau keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi. Jenis Laku Pandai adalah agen BRILink, BNI46, BTPN Wow, Mandiri Agen, L Smart Bank Lampung, dan sebagainya.
Laku Pandai diperlukan karena masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya. Antara lain, karena bertempat tinggal di lokasi yang jauh dari kantor bank atau adanya biaya atau persyaratan yang memberatkan.
Baca: Perampok BRI Link Lamtim Tembaki Polisi ala Film Koboi
Baru-baru ini agen BRI Link milik Tri Astuti di Jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Purwoasri, Kecamatan Metro Utara, Selasa, 1 Februari 2022 disatroni maling. Total kerugian mencapai Rp25 juta. Selain uang tunai, surat-surat penting milik korban pun ikut raib.
Kemudian pada Jumat, 21 Januari 2022 lalu, seorang karyawan agen BRI Link, Leli Agustin tewas ditembak perampok di Desa Tambah Subur, Way Bungur, Lampung Timur. Perampok tersebut menggasak uang Rp50 juta.
Kepala OJK Lampung, Bambang Hermanto menyampaikan turut prihatin dengan kejadian tersebut, akan tetapi pelaksanaan kegiatan usaha agen Laku Pandai harus tetap jalan mengingat banyaknya manfaat bagi masyarakat.
"OJK Lampung juga sudah menyurati seluruh bank penyelenggara kegiatan agen untuk melakukan pembinaan dengan lebih intensif dan meningkatkan kewaspadaan," katanya kepada Lampost.co, Jumat, 4 Februari 2022
Untuk kasus agen BRILink, OJK sudah berkoordinasi dengan pihak BRI untuk mengevaluasi proses transaksi dan antisipasi peningkatan pengamanan tempat agen yang biasanya menyatu dengan tempat berusaha utamanya.
Untuk evaluasi proses transaksi lebih kepada besaran nominal penarikan maupun pengelolaan uang yang ada di agen Laku Pandai setiap harinya. Serta mitigasi risiko mengenai tempat penyimpanan uang yang aman dan jumlah uang dengan asuransi mikro (cash in save).
"Mengingat agen laku pandai bukan jaringan kantor bank tentu kita mengingatkan agar manajemen penyimpanan uang tunai dapat ditingkatkan sehinga tidak menimbulkan risiko tinggi bagi agen," katanya.
Sobih AW Adnan
Komentar