Mantan Warek Minta Calon Rektor Menjadi Pemimpin yang Dimiliki Unila

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Rektor terpilih Universitas Lampung (Unila) periode 2023–2027 harus menjadi seorang pemimpin yang dimiliki warga Unila. Hal itu agar pemimpin Unila nantinya tidak haus kekuasaan saat memimpin Unila.
"Harapan saya siapa pun yang terpilih jadi rektor ya menjadilah pemimpin yang dimiliki Unila. Jangan menjadi pemimpin yang semata-mata ingin memiliki Unila," kata Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik Universitas Lampung (Unila) periode 2015–2019 Prof. Bujang Rahman, Minggu, 25 Desember 2022.
Selain itu, ia menjelaskan siapa pun yang mendapat 35% suara Mendikbudristek sudah dipastikan menjadi rektor Unila nantinya.
"Itu memang sudah menjadi ketentuan jadi suara menteri itu 35%, tapi riilnya 55%. Jadi ke mana suara menteri itulah yang akan jadi (rektor)," ujarnya.
Baca juga: Disdikbud Bandar Lampung Harap Program Pendidikan Bisa Sejahterakan Guru
Bagi Bujang, akan sulit bagi publik agar suara menteri yang 35% dibagi-bagi kepada tiga calon rektor karena hal itu sudah menjadi kewenangan Kemendikbudristek.
"Enggak ada gunanya kita memberikan saran, memberikan pendapat tuh. Karena semua terpulang ke menteri mau tidak mau hanya menteri gitu jadi enggak bisa diintervensi," katanya.
Sebelumnya, Senat Unila menetapkan tiga nama calon rektor Unila periode 2023–2027 dalam rapat senat tertutup yang digelar di ruang sidang utama rektorat, Kamis, 22 Desember 2022.
Penetapan tiga nama tersebut tertuang dari hasil pemungutan suara putaran pertama yang dihadiri 47 anggota Senat Unila.
Berdasarkan hasil voting, jumlah suara terbanyak diperoleh Prof. Suharso dengan 21 suara, disusul Prof. Asep Sukohar (10) dan Prof. Lusmeilia Afriani (7).
Muharram Candra Lugina
Komentar