#SedanganBom#LedakanBom

Korban Tewas Ledakan Bom di Afghanistan Jadi 58 Orang

( kata)
Korban Tewas Ledakan Bom di Afghanistan Jadi 58 Orang
Seorang siswi sekolah menengah dilarikan ke rumah sakit usai terluka akibat ledakan bom di Kabul, Afghanistan pada Sabtu, 8 Mei 2021. (ZAKERIA HASHIMI / AFP)


Kabul (Lampost.co) -- Korban tewas akibat ledakan di luar sebuah sekolah di ibu kota Afghanistan, Kabul, meningkat menjadi 58 orang. Petugas medis saat ini terus berjuang untuk merawat sedikitnya 150 orang yang terluka dalam ledakan.

Pengeboman terjadi pada Sabtu, 8 Mei, di lingkungan mayoritas Syiah di Dasht-e-Barchi. Beberapa minoritas agama di Afghanistan tinggal di wilayah tersebut, dan pernah menjadi sasaran serangan kelompok Islamic State (ISIS) di masa lalu.

Saksi mata mengatakan, mayoritas korban adalah siswi yang baru pulang sekolah. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menuduh Taliban berada di balik ledakan tersebut.

Namun, juru bicara Taliban membantah terlibat serangan. "Taliban mengutuk setiap serangan terhadap warga sipil Afghanistan," kata kelompok itu.

Taliban menduga hanya ISIS yang bisa melancarkan serangan dengan skala sebesar itu.

Dilansir dari Al Arabiya, Minggu, 9 Mei 2021, keluarga para korban menyalahkan pemerintah Afghanistan dan kekuatan Barat karena gagal mengakhiri kekerasan dan perang yang terus berlangsung hingga kini.

Penguburan pertama korban ledakan telah dilakukan. Di waktu bersamaan, beberapa keluarga masih mencari kerabat mereka yang hilang. Mereka berkumpul di rumah sakit untuk membaca daftar nama korban yang ditempel di dinding.

"Sepanjang malam kami membawa jenazah anak perempuan dan laki-laki ke makam dan berdoa untuk semua orang yang terluka dalam serangan tersebut," kata Mohammad Reza Ali, seorang warga yang membantu keluarga para korban.

Serangan terjadi sepekan setelah pasukan Amerika Serikat dan NATO yang tersisa mulai keluar dari Afghanistan. AS berencana menyelesaikan penarikan pasukan pada 11 September, yang akan menandai berakhirnya perang terpanjang di Amerika.

Namun, penarikan pasukan asing menyebabkan gelombang pertempuran antara pasukan keamanan Afghanistan dan kelompok Taliban. Kedua pihak berusaha untuk memegang kendali atas pusat-pusat strategis sebelum proses penarikan pasukan berakhir.

Abdul Gafur








Berita Terkait



Komentar