Korban Tewas Bom Somalia Melonjak Nyaris 80 Orang

Mogadishu (Lampost.co) -- Jumlah korban ledakan bom berskala besar di Mogadishu, Somalia, Sabtu, 28 Desember 2019, melonjak drastis menjadi 76 orang. Dari deretan korban tewas, dua diantaranya merupakan warga negara Turki.
Duta Besar Turki untuk Somalia Mehmet Yilmaz mengatakan 36 korban luka sedang dirawat di rumah sakit Recep Tayyip Erdogan Hospital. Sembilan dari mereka yang dirawat sedang menjalani operasi bedah.
"Kami khawatir jumlah korban tewas dapat melampaui 100 orang," kata Yilmaz kepada kantor berita Anadolu Agency.
Memiliki 200 tempat tidur, Recep Tayyip Erdogan Hospital merupakan rumah sakit yang namanya diambil dari presiden Turki. Rumah sakit ini dibangun oleh Agensi Kerja Sama dan Koordinasi Turki (TIKA) dan diresmikan di Somalia pada 2015.
Turki memiliki ikatan kuat dengan Somalia. Sejak 2011, TIKA telah menjalankan lebih dari 150 proyek di Somalia.
Mengecam keras serangan di Somalia, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dari dua warga Turki yang tewas.
Ia juga mendoakan semua korban tewas, dan berharap agar mereka yang terluka dapat segera sembuh.
"Kami akan terus mendukung Somalia. Tekad kami berjuang melawan teror akan berlanjut," sambung dia.
Ledakan bunuh diri yang berasal dari sebuah truk itu terjadi di area bernama Ex-Control Afgoye di Mogadishu. Ledakan terjadi di pagi hari, saat masyarakat tengah memulai aktivitas mereka.
"Siswa dan mahasiswa yang baru saja berangkat dari rumah masing-masing termasuk dalam deretan korban tewas," kata Ismail Mukhtar Orango, juru bicara pemerintah Somalia.
Hingga saat ini, belum ada grup yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Mogadishu. Namun kelompok militan al-Shabaab yang terafiliasi al-Qaeda dikenal sering melancarkan serangan di Mogadishu.
Al-Shabaab telah terusir dari ibu kota Somalia pada 2011, namun masih menguasai banyak wilayah di pedesaan. Selain di Somalia, al-Shabaab juga kerap menyeberang ke Kenya dan melancarkan serangan di sana.
Dua pekan lalu, lima orang tewas dalam serangan al-Shabaab di sebuah hotel populer di Mogadishu. Hotel tempat terjadinya serangan sering dijadikan lokasi pertemuan para politisi, perwira militer dan juga diplomat.
Pada 14 Oktober 2017, dua bom truk al-Shabaab di Mogadishu menewaskan sedikitnya 500 orang, yang sebagian besarnya adalah warga sipil.
Winarko
Komentar