Kompleksitas Masalah Perdagangan Harus Segera Ditangani

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, menyebut tantangan perdagangan semakin kompleks dan multidimensi. Persoalan itu Mulai dari perang, isu lingkungan, pangan, energi, hingga proteksi.
Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Zainal Abidin, menuturkan pemerintah kini harus mulai memasifkan ekonomi berwawasan lingkungan dan energi terbarukan.
"Lampung mau tak mau harus mengikuti tren pasar. Saat ini pasar lebih selektif terhadap kualitas dan cenderung menyukai produk yang ramah lingkungan," ujar Zainal, Rabu, 1 Maret 2023.
Proses produksi komoditas ekspor perlu disegarkan dan dibenahi sesuai dengan permintaan pasar. Untuk itu jangan sampai produk ditolak pengimpor karena kualitas produk yang tak memenuhi standar permintaan.
"Memang kami punya SNI, tapi negara tujuan juga ada standar khusus yang harus dipenuhi," kata dia.
Permasalahan tersebut akan berimbas pada beban biaya yang harus ditanggung eksportir.
"Kabarnya ada komoditas kopi Lampung yang direject importir karena ada kandungan pestisida yang melebihi standar. Hal-hal seperti ini akan semakin masif ke depan. Biaya angkutnya kan mahal, rugi kalau direject," tuturnya.
Sementara, Zainal mengatakan penurunan permintaan akibat kondisi global seperti perang memang tak terhindarkan. Untuk itu, solusi alternatif negara tujuan untuk memperluas pasar harus disegerakan.
"Pasar harus diperluas, misalnya Afrika dan Timur Tengah yang belum maksimal disentuh sebagai sasaran pasar," kata dia.
Effran Kurniawan
Komentar