#itera#seminarnasional#

Kendalikan Kemerosotan Biodiversitas TNBBS melalui Perkebunrayaan

( kata)
Kendalikan Kemerosotan Biodiversitas TNBBS melalui Perkebunrayaan
oto: Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengadakan seminar nasional Tentang Pengendalian Kemerosotan Biodiversitas Bukit Barisan Melalui Perkebunrayaan di Gedung Kuliah Umum Itera, Selasa, 26 Septem


Bandar Lampung (Lampost.co)-- Institut Teknologi Sumatera (Itera)  bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengadakan seminar nasional tentang Pengendalian Kemerosotan Biodiversitas Bukit Barisan Melalui Perkebunrayaan di Gedung Kuliah Umum Itera, Selasa, 26 September 2023.

Seminar nasional tersebut membahas mengenai upaya-upaya pengendalian terhadap penurunan biodiversitas baik flora maupun fauna yang terjadi di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Pada kesempatan itu Kepala Bapedda Provinsi Lampung, Mulyadi Ikhsan mewakili Gubernur Lampung  menerangkan, sejak ditetapkan pada 2004, Kawasan TNBBS langsung terancam 
masuk dalam Danger List.

Baca juga: Dosen Itera dan Unila Kolaborasi Ciptakan Cookies Anti-Stunting dari Limbah Kelapa 

Hal ini menurutnya diakibatkan karena berbagai ancaman, antara lain deforestasi, perambahan, pembangunan jalan (eksisting) di dalam dan sekitar Kawasan TNBBS pada ruas Sanggi – Bengkunat.

"Isu utama dalam pengelolaan kawasan TNBBS yaitu pembangunan jalan, rencana pemanfaatan panas bumi pada daerah Sekincau – Suoh dan pembalakan liar yang sampai sekarang masih sering terjadi pada Kawasan TNBBS," kata dia.

Baca juga: Dosen Farmasi Itera Edukasi Pemanfaatan Madu Klanceng sebagai Produk Nutrasetikal 

Atas ancaman tersebut, Mulyadi menerangkan bahwa hal itu berpengaruh terhadap habitat fauna dan endemik Sumatera menjadi langka. Bahkan beberapa diantaranya terancam punah.

"Menurut red data book IUCN, saat ini fauna teridentifikasi : 122 jenis mamalia termasuk 8 jenis primata, 450 jenis burung termasuk 9 jenis rangkong, 123 jenis herpetofauna, dan 53 jenis ikan," jelasnya.

Di tempat yang sama Ketua AIPI, Daniel Murdiyarso, menuturkan bahwa isu penurunan biodiversitas merupakan fenomena yang terjadi secara global.

"Dengan maraknya aktivitas penebangan hutan, pengalihan lahan, pembangunan jalan membuat akhirnya tidak ada tempat hidup yang cocok lagi untuk spesies. Sebab koridor yang biasa dilewatinya itu rusak," kata Daniel.

Menurutnya TNBBS merupakan sentra keunikan yang memiliki karakter yang karismatik. Provinsi Lampung memiliki kawasan hutan hujan daratan rendah terluas yang tersisa di Pulau Sumatera yaitu TNBBS yang merupakan salah satu geoheritage atau warisan dunia yang memiliki biodiversitas yang cukup tinggi.

"Di situ kita menangkap bawa pemerintah daerah Lampung untuk lebih peduli karena isu seperti ini tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah pusat, maka ke depan bisa saja kerja dengan perguruan tinggi seperti ini akan lebih gencar dilakukan," ujarnya.

Sementara itu, Rektor Itera I Nyoman Pugeg Aryantha berharap pembahasan penurunan biodiversitas ini menjadi tonggak sejarah bagi jajaran kampus di tanah air dan skala global.

Sebagai kampus yang dibangun dengan visi misi kampus modern yang memerhatikan kelestarian bumi. I Nyoman menekankan bahwa Itera akan terus memainkan peran sebagai kampus yang 
andil dalam pelestarian keanekaragaman hayati di Sumatera.

"Kita sudah punya kebun raya Itera, secara teknis kita sudah memperkaya tumbuhan yang diambil dari alam untuk dilestarikan  dari kepunahan, ini adalah bentuk komitmen kita untuk pelestarian hahati di Lampung dan Sumatera," ujarnya.

Nurjanah










Komentar