#ikanasin#pulaupasaran

Keluhan Pengepul Ikan Asin Pulau Pasaran, Harga Anjlok Hingga Biaya Produksi Tinggi

( kata)
Keluhan Pengepul Ikan Asin Pulau Pasaran, Harga Anjlok Hingga Biaya Produksi Tinggi
Harga ikan teri rebus di Pulau Pasaran, Bandar Lampung, anjlok. Kondisi itu membuat pengepul ikan mengalami kerugian. Lampost.co/Zainudin


Bandar Lampung (Lampost.co) -- Harga ikan asin rebus di Pulau Pasaran, Bandar Lampung, anjlok. Kondisi itu membuat pengepul ikan mengalami kerugian.

Salah satu pengepul, Dasuki, mengatakan harga ikan terus turun sepanjang 2023 ini. Kondisinya menjadi lebih sulit karena hasil tangkapan nelayan juga sedikit.

"Untuk harga ikan teri putih (teri Medan) sekarang anjlok dari Rp100 ribu menjadi Rp60 ribu per kilogram," kata Dasuki, Selasa, 4 Juli 2023.

Menurutnya, posisi sebagai pengepul tidak memiliki harga tawar. Sebab, hanya mengikuti harga yang ditetapkan pengusaha di atasnya.

Padahal bahan baku seperti garam juga turut naik, yaitu Rp250 hingga Rp300 ribu per karung. Kemudian, pengepul juga harus membayar ibu-ibu penyortir ikan Rp1,5 juta per hari.

“Akhirnya kami juga gak berani beli mahal-mahal sehingga dampaknya juga ke nelayan,” ujarnya.

Nelayan harus mengeluarkan biaya transportasi untuk perahu yang mencari ikan dengan dana Rp4 hingga Rp5 juta ke arah Gunung Anak Krakatau. “Kalau gak  dapat ikan sia-sia, modal gak balik,” ujarnya.

Sementara saat ini kondisi alam tengah bulan purnama dan cuaca ekstrem sehingga sangat sulit untuk mendapatkan ikan.

“Hasilnya sedikit, makanya banyak nelayan yang tidak melaut. Sehingga pasokan ikan teri jadi sedikit, bahkan banyak pengepul yang tidak kebagian,” kata dia.

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar