#lampung#kebakaranlahan#karhutla#kabupatenmesuji

Kebakaran Lahan di Mesuji Dipadamkan Secara Manual karena Lokasi Sulit Diakses

( kata)
Kebakaran Lahan di Mesuji Dipadamkan Secara Manual karena Lokasi Sulit Diakses
Anggota Koramil 426-01 Simpang Pematang saat memadamkan api secara manual. (Lampost.co/Ridwan Anas)


Mesuji (Lampost.co)--Kebakaran lahan terjadi di perbatasan antara Desa Bujung Buring dan Desa Kagungan Dalam, Kecamatan Tanjungraya, Mesuji pada Sabtu, 16 September 2023. Kebakaran hanya bisa dipadamkan secara manual karena lokasi yang sulit dijangkau oleh armada pemadam.

Beruntung ada lima anggota Koramil 426-01 Simpang Pematang yang berjibaku memadamkan api menggunakan alat sederhana seperti kayu dan ranting basah. Namun karena keterbatasan alat, api dengan cepat membesar.

Salah satu anggota Koramil 426-01 Simpang Pematang, Sertu Roy Martin mengatakan bahwa lokasi lahan yang terbakar hanya bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda dua. Namun pihaknya telah melaporkan peristiwa kebakaran lahan itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Dengan kemampuan yang kami miliki berupaya agar api tidak meluas dan menambah kerugian bagi masyarakat. Kami sudah sampaikan kejadian ini kepada BPBD," kata dia kepada Lampost.co saat memadamkan api.

Sementara itu berdasarkan data BPBD Kabupaten Mesuji, ada 57 titik panas atau hot spot yang terdeteksi di wilayahnya selama musim kemarau 2023. Di Kecamatan Tanjungraya ada delapan titik api skala sedang dan tiga berskala tinggi.

Untuk meminimalisir dampak kebakaran hutan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji menyediakan tiga armada kebakaran berkapasitas masing-masing 3.000 liter. Satu kendaraan merupakan milik kabupaten sementara dua lainnya adalah bantuan provinsi.

Meski sudah ada disediakan bantuan armada kebakaran tersebut, banyak masyarakat yang menilai bahwa pemerintah baik kabupaten dan provinsi tidak serius dalam penanganan serta penanggulangan bencana kebakaran di wilayah Mesuji.

Salah satu warga Mesuji, Gunawan mengatakan bahwa tidak seriusnya pemerintah terlihat dari sedikitnya armada pemadam yang tersedia. Padahal, BPBD mencatat adanya puluhan titik api yang tersebar di seluruh wilayah Mesuji. 

"Tiap tahun kebakaran, masa iya tidak ada penambahan armada atau kekuatan untuk padamkan api. Dengan titik api yang sebegitu banyak, sedangkan hanya ada segelintir alat yang diandalkan, sudah pasti tidak maksimal. Kondisi ini bisa saja mengancam nyawa anggota yang berupaya memadamkan api dengan alat seadanya, baik TNI Polri juga pemadam," kata dia.

Gunawan berharap pemerintah melalui dinas terkait dapat segera menambah armada pemadam dan disebar pada seluruh kecamatan di Mesuji. Jika hal itu dilakukan, maka dampak kebakaran lahan maupun rumah dapat diminimalisir.

Putri Purnama








Berita Terkait



Komentar