Kain Tenun Sulam Jelujur Sungai Langka Pesawaran Semakin Dikenal Meluas

Pesawaran (Lampost.co): Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedongtataan, menjadi sentra pembuatan kain tenun khas Pesawaran. Kain tenun tersebut dikenal dengan nama Sulam Jelujur yang sampai hari ini masih di produksi oleh para kaum wanita di desa setempat.
Kain tenun Sulam Jelujur dibuat dengan menggunakan bahan dasar berupa kain strimin yang disulam menggunakan benang pewarnaan alam dan katun.
Sulam Jelujur yang sempat menghilang peredarannya, saat ini mulai kembali muncul dan lebih familiar namanya di kalangan masyarakat. Bukan hanya masyarakat lokal saja, tetapi kain ini sudah memiliki pangsa pasar sampai ke internasional.
Sulam Jelujur, merupakan kain tenunan khas Kabupaten Pesawaran sebagai bagian dari sebuah peristiwa sejarah transmigrasi pertama di Indonesia pada tahun 1905 di Kabupaten Pesawaran.
Baca juga: Pengurus Dekranasda Lambar Harus Kreatif dan Mampu Membina Pengrajin
Dimana pada waktu itu meninggalkan rekam jejak dan warisan sastra Lampung yaitu kain tenun dengan teknik jelujur yang membentuk keragaman motif serta gambaran peristiwa yang terjadi pada sejarah transmigrasi tersebut.
"Pada masa itu, Sulam Jelujur hanya digunakan untuk pajangan saja. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan adanya peluang masyarakat dalam meningkatnya ekonomi kreatif di sekitar Desa Sungai Langka, Sulam Jelujur kemudian dimodifikasi dalam bentuk seni kriya yang berupa fesyen, interior, aksesoris, dan produk unggulan lainnya yang bersifat ekonomis," ujar Desainer Sulam Jelujur, Aris, Jumat, 10 Februari 2023.
Dia mengatakan berkat kreativitas perajin, Sulam Jelujur yang ada di Desa Sungai Langka membuka peluang memasuki pasar internasional bermula pada 2018 melalui kerja sama dengan Belanda. Sulam Jelujur dapat di pajang di Bandara Netherland. Kemudian pada 2019 museum tekstil Netherland mendapatkan kesempatan dari Kedubes Afrika Selatan untuk mengikuti pameran dan fashion show di pasar Indonesia-Afrika Selatan.
"Pada tahun 2022 lalu, tepatnya tanggal 11 September 2022, dari kedutaan New York dan para travel agent di New York, memberikan kesempatan kepada kita untuk memamerkan keindahan Sulam Jelujur melalui acara New York Indonesia Fashion Week, disusul dengan pameran yang ada di Dubai," ujar dia.
Saat ini, para kelompok perajin Sulam Jelujur yang berada di Desa Sungai Langka mulai merasakan kenaikan omzet yang signifikan pasca-kerajinan yang mereka buat diikutsertakan dalam setiap kegiatan baik tingkat nasional maupun internasional.
Sofi, salah satu perajin Sulam Jelujur mengatakan, dengan berbagai pencapaian yang telah diperoleh oleh Sulam Jelujur ini, tentunya membawa berkah tersendiri bagi para perajin. Salah satunya meningkatnya pemesanan dari konsumen kepada para perajin.
"Kami tentunya merasa bersyukur ada yang mempromosikan Sulam Jelujur ini, sampai mendapatkan kesempatan untuk tampil di New York Indonesia Fashion Week 2022 di bulan September lalu. Kemudian mendapatkan dua penghargaan dari Dekranasda pusat sebagai produk unggulan terbaik. Penghargaan dari Dekranasda Provinsi Lampung juga, dan di bulan ini Sulam Jelujur juga ikut tampil di Kedubes RI untuk USA di Washington DC, yang dibawa oleh Pemerintah Kabupaten Pesawaran," ujarnya.
Menurutnya, saat ini semakin banyak orang yang mengakui keindahan kain khas Pesawaran. Hal ini yang membuat banyak pesanan kepada para perajin Sulam Jelujur yang ada di Desa Sungai Langka.
"Sebelum tampil di kancah internasional maupun nasional, dalam sebulan para perajin bisa menghasilkan 4-5 kain saja. Namun saat ini satu perajin sudah bisa mengeluarkan 10 kain dalam satu bulannya, karena banyak pesanan dari luar," kata dia.
Dia mengatakan banyak dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah daerah, mulai dari bantuan alat tenun kepada para perajin. Kemudian promosi yang dilakukan juga sangat membantu omet pesanan yang diterima, sehingga perekonomian bagi para perajin menjadi meningkat," katanya.
Adi Sunaryo
Komentar