#gempabumi#bencanaalam

Jalanan Terhalang Reruntuhan, Evakuasi Korban Gempa di Turki Terhambat

( kata)
Jalanan Terhalang Reruntuhan, Evakuasi Korban Gempa di Turki Terhambat
Warga mencari korban selamat di tengah serpihan dan reruntuhan bangunan di salah satu ruas jalan di Hatay, Turki, 7 Februari 2023. (BULENT KILIC / AFP)


Ankara (Lampost.co) -- Cuaca dingin hingga kondisi jalan yang sulit dilalui menjadi hambatan penyelamatan korban gempa di Turki. KBRI Ankara menyampaikan, masih banyak reruntuhan bangunan yang belum tersentuh petugas penyelamat.

"Kondisi lapangan di wilayah terdampak, terutama di Hatay yang berbatasan langsung dengan Suriah, masih banyak yang belum tersentuh," demikian dikutip dari pernyataan KBRI Ankara, Rabu, 8 Februari 2023.

"Jalanan di Gaziantep dan Kahramanmaras banyak yang terhalang bangunan dan tidak bisa dilalui," sambung mereka.

Sebenarnya, kata KBRI Ankara, banyak perusahaan penyewaan alat berat di wilayah-wilayah terdampak gempa. Namun, banyak juga operatornya yang ikut menjadi korban.

Hal itu menjadikan upaya pencarian korban, terutama dengan menggali reruntuhan bangunan, tidak berjalan optimal.

Sementara itu, Bandara di Gaziantep, Kahramanmaras dan Adana akan digunakan untuk bantuan kemanusiaan. "Pemerintah Turki saat ini menerima bantuan dari 36 negara dan 11 Organisasi internasional," sambung KBRI Ankara.

Pemerintah Indonesia melalui KBRI Ankara menyalurkan satu kontainer bantuan kemanusiaan untuk korban bencana gempa bumi di Turki. Kontainer tersebut berangkat dari Ankara menuju Gaziantep sejak Selasa kemarin, dan diperkirakan sudah tiba. Bantuan dibawa rombongan KBRI Ankara yang terdiri dari 11 kendaraan, termasuk enam bus.

"Satu kontainer bantuan kemanusiaan kami siapkan dan akan diberikan kepada Bulan Sabit Merah Turki. Kontainer ini berisi bahan makanan dan batch pertama dari bantuan kemanusiaan pertama dari Pemerintah Indonesia," ujar Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal dalam keterangan virtual kepada awak media di Jakarta, Selasa kemarin.

 Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, yang turut hadir bersama rombongan KBRI Ankara, mengatakan bahwa proses penyaluran bantuan terhambat suhu dingin ekstrem, dengan temperatur mencapai minus 7 derajat Celcius. Dalam dua pekan terakhir, badai salju juga menerjang Turki.

 Kontainer bantuan kemanusiaan dari Indonesia sebagian besarnya hanya berisi makanan. Dubes Iqbal mengatakan, KBRI Ankara kesulitan mendapatkan beberapa benda seperti selimut karena sempat terjadi panic buying di tengah masyarakat Turki sejak Senin kemarin usai terjadinya gempa.

Kendati begitu, rombongan KBRI Ankara masih memiliki sekitar 300 selimut yang nantinya akan dibagikan kepada warga terdampak bencana. "Ada juga kompor gas kecil beserta tabung gas di dalam kontainer bantuan ini," tutur Dubes Iqbal.

Selain menyalurkan bantuan kemanusiaan, rombongan KBRI Ankara yang dibagi ke dalam empat tim juga hendak mengevakuasi puluhan warga negara Indonesia (WNI) terdampak gempa di Turki, termasuk 10 yang mengalami luka-luka.

Untuk Suriah, sejauh ini belum ada informasi terkait korban jiwa maupun luka di kalangan WNI.

"KBRI Damaskus memiliki beberapa kontak dan mereka melakukan tugas melapor dari lapangan. Mereka mengunjungi beberapa rumah sakit di Aleppo dan Latakia," ucap Duta Besar Indonesia untuk Suriah Wajid Fauzi.

"Sejauh ini, kita belum menerima informasi mengenai adanya WNI terdampak gempa," sambungnya.

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar