Istana Dinilai Jadi Akar Isu Munaslub Golkar

Jakarta (Lampost.co) -- Pengamat politik Ujang Komarudin menilai isu musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di tubuh Partai Golkar sebagai rencana dari istana. Salah satu agenda Munaslub itu untuk melengserkan Airlangga dari kursi ketua umum.
"Ini mungkin karena Airlangga tidak manut, tidak patuh pada istana, punya kepentingan sendiri, misalkan jadi capres maupun cawapres," kata Ujang, kepada Metro TV, Senin, 24 Juli 2023.
Dia mengakui banyak faktor yang melatarbelakangi gerakan Munaslub Golkar. Namun, semua faktor itu berakar pada dukungan Istana.
"Kalau istana pro kepada Airlangga, Airlangga aman. Tapi kalau istana tidak pro dan membiarkan Airlangga untuk dikudeta kader sendiri mungkin Munaslub itu akan terlaksana," ujarnya.
Dia melihat pemeriksaan Airlangga di Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus pemberian izin ekspor bahan baku minyak goreng yang menyebabkan kelangkaan, tak bisa dipisahkan dari kencangnya isu Munaslub Golkar.
Kelompok pro Munaslub dinilai punya lebih banyak amunisi jika akhirnya Airlangga tersangkut kasus hukum di Kejagung.
"Saya melihat di kejaksaan menjadi indikator Munaslub kencang bergerak. Sebab, sejatinya kalau Airlangga dijagai Istana tidak ada pemeriksaan itu. Saya melihat arah-arah Munaslub itu bisa jadi ke depan semakin kencang," ujar dia.
Dalam rencana Munaslub itu, sejumlah nama mengisyaratkan siap jadi Ketum, salah satunya Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Bahlil yang juga kader Partai Golkar bicara kondisi partai terkini. Bahlil memberi isyarat siap diusung menjadi caketum Golkar melalui mekanisme organisasi.
Nama lain yang mencuat Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar itu mengaku akan meraih 86 kursi di parlemen jika menjadi ketua umum.
Pernyataan ini disampaikan Luhut saat ditanya terkait dirinya sebagai aktor intelektual di balik gerakan Munaslub Golkar.
Effran Kurniawan
Komentar