Implementasi Pendidikan Karakter Perlu Diperkuat

KASUS perundungan guru oleh siswa di SMP PGRI, Gresik, Jawa Timur, yang sempat viral berakhir damai. Keluarga dan siswa telah meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatan tak terpuji itu. Meski begitu, evaluasi dan pembenahan perlu dilakukan dengan mengedepankan pembinaan terhadap siswa dan sekolah.
“Kasus ini berakhir dengan damai. Mereka difasilitasi Kapolres Gresik bertemu bersama Dinas Pendidikan Gresik, siswa dan orangtua serta guru dan sekolah terkait. Pelaku telah meminta maaf dan tidak akan mengulangi lagi,” kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, di Jakarta, Senin (11/2/2019) kemarin.
Sebelumnya, kasus perundungan tersebut viral di media sosial sejak Sabtu (9/2/2019). Dalam video berdurasi 22 detik tampak guru menghampiri dan menegur siswanya di kelas. Namun, siswa tersebut malah melawan dan menantang sang guru berkelahi. Siswa lain hanya tertawa-tawa.
Menurut Hamid, jika sekolah tersebut melaksanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK), kasus itu mungkin tidak terjadi. Dia menyarankan pihak pemda dan yayasan penyelenggara pendidikan melakukan pembenahan.
“Di setiap kabupaten dan kota sudah ada sekolah percontohan (yang menjalankan program PPK), tinggal diperluas ke sekolah lain,” imbuhnya.
Secara terpisah, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menekankan pentingnya evaluasi dan pembenahan untuk ke depannya. Tidak fokus menghukum pihak yang dianggap salah, tapi mengutamakan pembinaan terhadap siswa dan sekolahnya.
“Anak tentunya wajib belajar dari kesalahannya. Namun, anak juga harus diberi kesempatan memperbaiki diri,” ujarnya.
media Indonesia
Komentar