Hidupkan Diskusi Menjaga Kewarasan Lewat `Satu Malam 27-an`

Bandar Lampung (Lampost.co): Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) bersama Kelurga Alumni UKMBS Unila (KAULA) menggelar malam kebudayaan dan diskusi seni bertajuk `Satu Malam 27-an`.
Acara yang digelar di Gedung Graha Kemahasiswaan Lantai 2 pada Minggu, 29 Januari, ini menghadirkan sejumlah praktisi hingga pemerhati seni.
Tema yang diangkat dalam diskusi seni ini mengangkat tema "Seni dan Budaya untuk Lampung Berjaya" dengan menghadirkan Ari Pahala Hutabarat (Budayawan dan Sastrawan) serta Gino Vanollie (Pemerhati Budaya dan Kepala Kantor DPD RI Provinsi Lampung) sebagai pemantik.
Hislat Habib selaku Ketua Pelaksana mengatakan bahwa kegiatan yang sudah dimulai sejak 2022 lalu ini akan terus berlanjut hingga seterusnya, pasalnya Ia menilai bahwa saat ini Lampung sangat minim terdapat ruang-ruang silaturahmi yang membicarakan tentang kebudayaan Lampung.
Baca juga: Dishub Lamsel Tindak 90 Kendaraan Angkutan Barang
"Sangat jarang ada ruang untuk membincangan permasalahan menyangkut kebudayaan di Lampung. Ini urgen. Maka harapannya ruang kecil ini bisa menjadi pemantik kita semua untuk melihat bahwa kebudayaan kita sedang tidak baik-baik saja," katanya.
Dalam sesi diskusi, Gino Vanollie mengungkapkan bahwa Lampung sedang mengalami krisis kebudayaan yang akut. Menurutnya, selama beberapa dekade pemerintah tidak memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan kebudayaan Lampung.
"Semuanya seolah berjalan masing-masing, mengalir begitu saja. Situasi auto-pilot tanpa arah dan tujuan yang jelas, terjadi terus-menerus. Ini sangat mempihatinkan, ada banyak sekali problem yang harus kita bereskan," katanya.
Sementara itu, Ari Pahala Hutabarat dalam sesi diskusi menegaskan bahwa pemerintah saat ini memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi permasalahan budaya. Menurutnya saat ini yang paling utama adalah menyatukan banyak intelektual seni untuk menunjang kemajuan budaya Lampung.
"Pemerintah memikul dosa besar akan masalah kebudayaan kita saat ini, Tantangan kita yang pertama adalah menyatukan para intelektual dan seluruh instrumen yang bersangkutan. Samakan dulu imajinasi kita, baru kita bisa berhadapan dengan pemerintah," kata Ari.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab oleh peserta serta penampilan musik oleh grup band garapan UKMBS Unila, Orkes Bada Isya.
Adi Sunaryo
Komentar