Hasil Panen Padi Metode Ubinan Capai 9 Ton

Kalianda (Lampost.co) -- Disaat musim kemarau yang panjang, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Mitra Mandiri Desa Sukapura, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan, masih bisa memproduksi hasil panen padi. Adapun hasil panen dengan metode ubinan petani setempat menghasilkan 9 ton per hektare.
Hal tersebut diungkapkan, Ketua P4S Mitra Mandiri, Gondo Suwarno saat usai memanen padi hasil ubinan di lahan P4S Desa Sukapura, Rabu 13 November 2019. Dia mengaku panen raya yang dilakukannya itu merupakan hasil penangkaran beberapa varietas tanaman padi selama musim gaduh tahun ini.
"Ya, dari hasil ubinan yang kami panen menghasilkan 6,2 kilogram untuk varietas cilamaya muncul. Jika hasil ubinan kita kalikan dengan jumlah luasan, maka hasilnya 9 ton per hektare," kata dia.
Meski demikian, kata Gondo, hasil ubinan tersebut bukan jaminan angka yang pasti, sebab kondisi tanaman padi dalam luasan satu hektare tentu tidak sama. Namun, ia memastikan bila hasil ubinan itu tidak akan jauh beda dengan hasil ril ketika semua tanaman di panen.
"Paling kalau sudah kita panen semua, sudah kita prediksi mampu menghasilkan kisaran 7,5-8 ton. Ya, hasil itu bisa dikatakan cukup bagus dengan kondisi sekarang yang musim kemarau. Karena, kita menggunakan pompanisasi sumur bor," kata dia.
Menurut Gondo, pihaknya dalam penangkaran tanaman padi itu menggunakan lima varietas padi, yakni varietas ciherang, muncul, ciliwung, IR64 dan Bestari.
"Kami P4S Mitra Mandiri ini menyediakan benih lima varietas itu bila petani membutuhkan untuk musim rendang kedepan," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPH-Bun) Lamsel, Noviar Akmal mengatakan hasil ubinan yang dilakukan P4S Mitra Mandiri itu merupakan keberhasilan disaat musim kemarau saat ini.
"Tentunya kalau saat musim kemarau seperti ini, ya cukup bagus hasil panennya. Karena tidak semua petani mampu menghasilkan panen hingga 8-9 ton," kata dia.
Setiaji Bintang Pamungkas
Komentar