#karet#hargaturun#tuba#beritalampung#ekbis

Harga Getah Karet Turun, Jadi Rp5.300 di Tulangbawang

( kata)
Harga Getah Karet Turun, Jadi Rp5.300 di Tulangbawang
Getah karet yang dijual petani, Kamis (4/4/2019). (Foto:Lampost/Ferdi Irwanda).


MENGGALA (Lampost.co)--Harga getah karet di Kabupaten Tulangbawang masih di bawah normal, di tingkat pengepul hanya berkisar Rp5.300 per kilogram.

Abdul Hakim salah satu petani karet mengatakan, harga jual getah karet sejak empat tahun terakhir masih belum menunjukan perubahan. "Harga naik turun terus. Lima hari lalu jual masih Rp5.500 per kilogram. Kemarin, turun Rp200 jadi Rp5.300 per kilogram," ujar Hakim warga Kecamatan Menggala kepada Lampost.co, Kamis (4/4/2019).

Menurutnya, nilai jual tersebut tidak sebanding dengan biaya perawatan yang dikeluarkan. "Kami setahun bisa dua kali mupuk. Satu hektare paling dikit ngabisin dua kintal pupuk. Belum lagi biaya untuk perawatan ngebuangin hama rumputnya," kata dia.

Hakim menyatakan, nilai jual getah karet idealnya Rp8 ribu hingga Rp9 ribu per kilogram. Dia berharap dengan diberlakukannya pembatasan ekspor getah karet dapat memberikan efek positif dan meningkatkan harga getah karet.
"Kami jual CL. Yang dipungut tiga hari sekali. Harga yang pas itu, disesuaikan dengan harga bahan pokok sekarang, baru kami bisa untung," ujar dia. 
Sementara itu, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang Nurhasanah menjelaskan, terdapat 5185 haktare kebun karet rakyat TBM di wilayah setempat. "Dari jumlah itu, produksi getah karet 6.222 ton per tahunnya," ujar dia. 


Sementara harga Karet di Kabupaten Way Kanan bervariasi, Rp5.300-Rp5.500/Kg.
Petani Karet Runcik, warga Kampung Umpu Kencana, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan, saat dikonfirmasi terkait harga karet, Kamis (4/4/2019), mengatakan untuk saat ini harga karet di Kabupaten Way Kanan sangatlah rendah. 

"Kami meminta kepada Pemerintah pusat untuk segera mengatasi permasalahan harga karet ini. Mengingat rendahnya harga karet sangat berdapak kepada kesejahteraan petani karet," jelasnya.

Sementara untuk biaya pemupukan, biaya penyemprotan rumput dan biaya-biaya lainnya itu di bebenkan kepada kedua belah pihak. Seperti, apabila setelah penjualan maka hasilnya akan dibagi dua, begitupun untuk biaya-biaya lainnya semuanya di bagi dua.

 

Ferdi Irwanda/Candra Putra Wijaya








Berita Terkait



Komentar