#kekeringan

Eropa Hadapi Kekeringan Terparah dalam 500 Tahun

( kata)
Eropa Hadapi Kekeringan Terparah dalam 500 Tahun
Sekawanan sapi merumput di area terdampak kekeringan di Swiss, 4 Agustus 2022. (Fabrice COFFRINI / AFP)


Brussel (Lampost.co) -- Eropa sedang menghadapi kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir, dengan dua per tiga dari benua tersebut berada dalam kondisi waspada atau siaga. Berdasarkan keterangan sebuah agensi Uni Eropa, kekeringan ini mengurangi aktivitas pengiriman barang, produksi listrik, serta hasil panen tertentu.

Menurut laporan Observatorium Kekeringan Eropa (EDO) yang diawasi Komisi Eropa pada Agustus ini, disebutkan 47 persen dari benua Eropa sedang berada dalam kondisi siaga. Dengan defisit kelembaban tanah yang terlihat jelas dan 17 persen di antaranya berada dalam kondisi waspada yang otomatis berdampak buruk pada vegetasi.

"Kekeringan parah berdampak buruk pada banyak wilayah di Eropa sejak awal tahun dan kini semakin meluas dan memburuk pada Agustus," ungkap laporan tersebut. 

??????Baca juga: Ethiopia Terancam Dilanda Kekeringan Panjang dan Kelaparan

Disebutkan Eropa-Mediterania bagian barat kemungkinan akan mengalami kondisi lebih hangat dan kering dibanding kondisi normal hingga November mendatang.

Sebagian Eropa telah dilanda suhu tinggi selama berminggu-minggu, yang semakin memperparah situasi kekeringan, menyebabkan kebakaran hutan, memicu peringatan kesehatan, dan mendorong lebih banyak seruan untuk menanggulangi perubahan iklim.

"Kekeringan saat ini tampaknya menjadi kondisi terburuk setidaknya dalam 500 tahun terakhir, dengan asumsi bahwa data final di akhir musim ini mengonfirmasi penilaian awal," ujar EDO, dikutip dari The Straits Times, Rabu, 24 Agustus 2022. 

Tanaman musim panas di Eropa menghadapi kesulitan di tengah kekeringan dengan hasil panen jagung tahun ini diprediksi turun 16 persen dibandingkan rata-rata lima tahun sebelumnya. Untuk hasil panen kacang kedelai dan bunga matahari, angkanya diprediksi menurun hingga 15 persen dan 12 persen.

Pembangkit listrik tenaga air di seantero Eropa juga terpukul. Beberapa pembangkit listrik lainnya juga terkena dampak karena minimnya pasokan air untuk menjalankan sistem pendingin.

Selain itu, tingkat air yang rendah menghambat aktivitas pengiriman barang via jalur darat, seperti di sepanjang jalan Rhine. Berkurangnya pengiriman ini turut berpengaruh terhadap transportasi batu bara dan minyak.

EDO mengatakan curah hujan di benua Eropa pada pertengahan Agustus cukup meringankan kondisi kekeringan. Tetapi dalam sejumlah kasus, guyuran hujan terkadang diikuti sambaran petir yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Indikator kekeringan EDO didapat dari pengukuran curah hujan, kelembaban tanah, dan radiasi matahari yang diserap tanaman untuk fotosintesis. 

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar