#beritalampung#beritalampungterkini#pendidikan#perundungan#kekerasanseksual#intoleransi#sekolah

Disdikbud Lamteng Tekankan Kepsek Antisipasi Perundungan hingga Intoleransi

( kata)
Disdikbud Lamteng Tekankan Kepsek Antisipasi Perundungan hingga Intoleransi
Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Muhammadiyah Seputihmataram yang sudah berjalan 100 persen, Selasa, 3 Januari 2023. Lmapost.co/Raeza Handanny Agustira


Gunungsugih (Lampost.co) -- Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen tahun ini dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu, menekankan untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi kasus perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi terhadap anak.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lamteng, Syarif Kusen, melalui sekretaris dinas, Yos Devera menerangkan pihaknya selalu menyampaikan kepada para kepala sekolah untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di masing-masing satuan pendidikan.

"Kami terus melakukan antisipasi dan sudah menyampaikan kepada para kepsek dan guru. Selain itu juga bekerja sama dengan lembaga yang memberikan perlindungan terhadap anak," katanya, Selasa, 3 Januari 2023.

Baca juga: Sekolah di Bandar Lampung Terapkan PTM 100% 

Para kepsek dan guru di masing-masing satuan pendidikan diminta melakukan pengawasan ketat terhadap para peserta didik. Pasalnya, mengatisipasi terjadinya tiga hal tersebut merupakan salah satu prioritas Disdikbud mengingat banyaknya kasus yang terjadi di Lamteng.

"Tiga hal itu juga menjadi salah satu prioritas. Untuk di beberapa titik sudah berjalan melakukan edukasi dan sosialisasi untuk melakukan pencegahan. Kami tidak boleh lengah dalam hal ini," ujarnya.

Dia menjelaskan perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi terhadap anak tidak menjadi faktor utama anak putus sekolah di kabupaten setempat. Sebab, jika terjadi peristiwa pada satuan pendidikan, secepatnya diambil tindakan.

"Setiap ada kejadian secepatnya mereka langsung tangani, segera ambil tindakan sehingga bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi mungkin juga ada yang tidak melapor sehingga kami kesulitan mendeteksi. Kalau putus sekolah masih ada tahun lalu, tapi penyebabnya bukan dari tiga faktor itu, melaikan karena biaya atau kemiskinan," katanya.

Muharram Candra Lugina








Berita Terkait



Komentar