Desa Wisata di Lampung Harus Terkoneksi dengan Medsos

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung terus mengembangkan gagasan desa wisata berbasis teknologi. Pemasaran desa wisata pun akan didorong melalui platform digital.
"Kami dorong sektor pariwisata berbasis digital demi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi pengelola dalam menghadapi era digital guna membantu pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19," ujar Kabid Pengembangan Pemasaran pada Disparekraf Lampung, Melly Ayunda, Minggu, 21 Agustus 2022.
Baca: 11 Desa Lampura Ditetapkan sebagai Desa Wisata
Ia menilai, kecenderungan perilaku wisatawan saat ini adalah melakukan observasi terkait objek wisata yang akan didatangi.
"Biasanya calon wisatawan yang mau datang ke tempat wisata mengecek melalui akun media sosial (medsos) atau melihat penilaian dari Google terkait kunjungan. Karena pemberian bintang ada Google juga berpengaruh," kata dia.
Persoalannya, lanjut Melly, masih sedikit sekali pengelolaan wisata, khususnya di desa, dilakukan melalui teknologi digital.
"Pengembangan konten virtual desa wisata perlu menjadi prioritas inisiatif karena mampu menciptakan efek pemerataan ekonomi. Apalagi, ini dapat mendorong desa wisata terus berkembang dan dilirik banyak wisatawan," jelas dia.
Ia mengatakan, pemanfaatan teknologi digital untuk membuat konten promosi desa wisata maupun virtual tour menjadi semakin penting.
"Media sosial sangat berpengaruh," kata dia.
Sobih AW Adnan
Komentar