Deretan Perusahaan Raksasa Dunia yang PHK Besar-besaran

Jakarta (Lampost.co) -- Sejumlah perusahaan raksasa dunia mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawan-karyawannya. Berbagai dalih menjadi alasan kebijakan yang tak mengenakkan itu diambil.
Mulai dari penurunan kinerja keuangan, terlalu banyak merekrut karyawan saat pandemi, hingga transformasi bisnis.
Berikut sejumlah perusahaan global yang mengumumkan PHK kepada ribuan karyawannya:
Amazon
Perusahaan teknologi raksasa dunia ini mengumumkan akan memberhentikan lebih dari 18 ribu karyawan di perusahaan tersebut.
CEO Amazon Andy Jassy menyampaikan dalam memonya pemutusan hubungan kerja itu akan terjadi di beberapa tim, mayoritas karyawan bekerja di bagian Amazon Stores serta divisi People, Experience, and Technology.
Goldman Sachs Group
Goldman Sachs Group juga mengumumkan untuk memangkas ribuan pekerja di seluruh perusahaan mulai Rabu, 11 Januari 2023. Alasan PHK ditempuh karena perusahaan akan menghadapi lingkungan ekonomi yang sulit.
Lebih dari 3.000 karyawan akan diberhentikan perusahaan jasa keuangan dan bank investasi itu. PHK kali ini akan menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan 2008.
Microsoft
Perusahaan multinasional Amerika Serikat, Microsoft pun mengumumkan hal yang sama terkait PHK. Perusahaan beralasan PHK ditempuh karena penurunan pendapatan.
Juru bicara Microsoft mengkonfirmasi perusahaan melepaskan pekerjanya itu karena pendapatan pembuat perangkat lunak itu diperkirakan akan melambat lantaran lemahnya penjualan lisensi Windows untuk PC.
Ford
Dari industri otomotif, Ford juga berencana untuk memangkas lebih dari seribu pekerja di pabrik utamanya di Cologne, Jerman.
PHK itu berkaitan dengan transformasi ke kendaraan listrik yang memerlukan perubahan signifikan dalam cara memproduksi mobil.
Spotify
Siapa yang tak kenal Spotify, perusahaan aplikasi penyedia musik dan suara ini juga melakukan PHK demi mengurangi beban.
Bukan hanya tahun ini, perusahaan teknologi itu mengurangi jumlah karyawan sejak tahun lalu karena ada perubahan permintaan akibat pandemi. Saat pandemi demand meningkat, tetapi saat ini kembali lesu sehingga perusahaan perlu melakukan PHK demi mengurangi biaya perusahaan di tengah kondisi perekonomian yang lesu.
Alphabet
Induk Google ini akan memberhentikan sekitar 12 ribu orang di seluruh area dan wilayah. Pengurangan karyawan dilakukan karena sebelumnya terjadi peningkatan jumlah karena demand saat pandemi.
Namun saat ini bayang-bayang resesi membuat banyak pengiklan mengerem pengeluaran mereka. Dengan kondisi itu perusahaan perlu menyeimbangkan keuangan perusahaan.
Sementara itu, Google akan melakukan PHK besar-besaran terhadap 1.845 karyawannya di negara bagian California, Amerika Serikat.
Pemecatan itu berlaku untuk berbagai posisi, mulai dari direktur hingga tukang terapi pijat 'in-house' Google.
3M.Co
Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang berbisnis di bidang industri, keselamatan pekerja, perawatan kesehatan, dan barang konsumen termasuk notebook, pembersih udara, dan respirator akan melakukan PHK kepada 2.500 pekerja manufaktur. Keputusan itu diambil setelah pihaknya melaporkan terjadi penurunan laba bersih.
Effran Kurniawan
Komentar