#penipuan#kriminal

Cara Membedakan Undangan Pernikahan Digital Asli dan Palsu

( kata)
Cara Membedakan Undangan Pernikahan Digital Asli dan Palsu
Ilustrasi modus penipuan lewat pesan digital. (foto: Antara)


Jakarta (Lampost.co) -- Modus penipuan lewat file digital yang dibagikan di pesan singkat ataupun via WhatsApp semakin meresahkan masyarakat. Terbaru, modus penipuan kini dilakukan dengan menyebar undangan digital pernikahan. 

Lalu jika Anda mendapatkan kiriman undangan digital, jangan buru-buru klik atau membuka. Berikut ini cara membedakan file undangan digital asli dengan yang palsu:

1. File penipuan menggunakan format APK

Modus penipuan biasanya menyematkan file aplikasi (APK) dalam surat undangan digital pernikahan palsu. File APK tersebut jika di-download maka data pribadi korban bisa diakses untuk selanjutnya disalahgunakan ke layanan perbankan. Jika begini, siap-siap saja saldo Anda ludes.

Selain pemahaman literasi digital yang tinggi, agar terhindar dari modus penipuan undangan digital palsu sewajarnya masyarakat bisa membedakan file undangan pernikahan digital yang asli dan yang palsu. 

2. Pastikan file undangan hanya berasal dari nomor yang dikenal

File undangan pernikahan digital yang asli lazimnya tidak berbentuk APK dan hanya dikirimkan orang-orang terdekat. 

Pakar sekaligus konsultan resepsi pernikahan dari Ohana Enterprise, Yogy Rulan Wijaya, menjelaskan pastikan pengirim undangan harus dari si pengantin sendiri atau orang terdekat dari pengantin yang nomornya dikenal atau tersimpan di ponsel. 

"Jangan membuka file undangan digital pernikahan dari nomor yang tidak dikenal. Ciri-ciri undangan asli itu dari si pengantin sendiri atau dari keluarga pengantin," ungkap Yogy dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 2 Februari 2023.

3. Undangan pernikahan digital populer sejak era pandemi

Yogy menuturkan trend pengiriman undangan nikah secara digital mulai marak sejak era pandemi covid-19. Undangan nikah yang dikirim secara digital juga dinilai lebih praktis daripada harus mengirim undangan fisik secara langsung. 

"Jadi tren sejak era pandemi covid di 2020 lalu. Sejak saat itu banyak hal yang menghindari untuk bersentuhan fisik, untuk lebih ke arah yang praktis dan sistematis," jelasnya.

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar