BSI Ingin Ubah Persepsi Masyarakat soal Teknologi Digital Bank Syariah

Bandar Lampung (Lampost.co) -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berupaya untuk mengubah pandangan masyarakat soal keandalan teknologi digital yang digunakan oleh bank syariah. Hingga kini sejumlah persepsi berkembang di masyarakat dan menyebut teknologi bank syariah Indonesia tertinggal dari bank konvensional. Bahkan, ada yang menilai teknologi bank syariah tidak bisa apa-apa.
"Kami akui teknologi BSI sempat tertinggal. Namun, pembenahan teknologi dan digitalisasi mulai gencar dilakukan pada 2-3 tahun terakhir," kata Direktur Information Technology BSI, Achmad Syafii, di ruang kerja, Jumat, 26 Maret 2021.
Ia menyatakan bank syariah juga menjadikan bank konvensional sebagai tolok ukur kinerja. Syafii menyebut Bank syariah terus berpacu mengejar ketertinggalan.
"Ini tantangan kami. Awalnya kami memang tertinggal dalam hal digital, tapi dalam 2-3 tahun terakhir kami kejar," ujarnya.
Ke depan, pihaknya menilai tantangan yang dimiliki bank syariah, khususnya BSI, adalah meyakinkan masyarakat akan kemampuan BSI yang diklaimnya tidak kalah mumpuni dari bank konvensional.
Syafii melanjutkan Presiden Joko Widodo juga berharap kepada BSI untuk menjadi salah satu pemain keuangan syariah terbesar di dunia.
"Kami menargetkan BSI harus dapat bersaing dengan bank syariah internasional lainnya yang masih didominasi oleh Timur Tengah dan Malaysia," katanya.
Syafii menambahkan untuk mencapai target tersebut, BSI akan mengembangkan usahanya menjadi bank universal, tidak eksklusif untuk nasabah tertentu.
"Di era sekarang kami dituntut untuk masuk ke teknologi digital, potensi terbesar adalah milenial. Pemerintah juga meminta BSI fokus ke UMKM," ujarnya.
Wandi Barboy
Komentar