BKKBN Soroti Kondisi Sanitasi Bandar Lampung

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyoroti kondisi sanitasi di Bandar Lampung. Menurutnya, kondisi sanitasi mempengaruhi jumlah kasus stunting.
Ia meminta pemerintah setempat untuk melakukan perbaikan akses jamban layak dan sehat di Bandar Lampung. Selain itu penataan kawasan kumuh juga penting dalam penanganan stunting.
Menurutnya, lingkungan sangat penting dalam pengendalian kasus stunting. Untuk itu pemerintah harus bisa membangun kerjasama yang baik untuk terus menurunkan angka stunting.
"Jambannya yang belum bagus, yang rumahnya masih kumuh itu walau pun di kota tapi masih ada, itu nanti harus dibenahi lagi," kata dia di Aula Gedung Semergou, Senin, 06 Februari 2023.
Dia menambahkan, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada orang tua terkait gizi anak. Anak harus mengikuti imunisasi dasar dan mendapat ASI agar tidak terkena stunting.
Hasto menuturkan, saat ini banyak orang tua yang merasa sibuk dan tidak sempat mengurus anak. Sehingga kebanyakan anak hanya diberikan susu formula.
"Padahal yang direkomendasikan adalah makanan pendamping ASI, jadi ASI-nya tetap diberikan," kata dia.
Untuk penanganan stunting di Bandar Lampung pihaknya memberikan bantuan senilai Rp7 miliar. Ia menargetkan pemerintah setempat bisa menekan prevalensi stunting hingga 10 persen.
Berdasarkan data monev Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM) Kementerian Kesehatan, ada sebanyak 5.304 keluarga di Bandar Lampung masih menumpang untuk buang air besar (BAB). Jumlah itu tersebar di 19 wilayah kecamatan.
Kemudian, prilaku BAB Sembarangan (BABS) masih dilakukan sebanyak 7.697 keluarga. Bahkan saat ini dari 20 kecamatan yang ada hanya 7 kecamatan yang dinyatakan bebas BABS.
Sebanyak 13 kecamatan masih ditemukan perilaku BABS bahkan, 3 diantaranya masih di bawah 90 persen. Temuan prilaku terbanyak di Kecamatan Telukbetung Timur 1.229 keluarga, Telukbetung Utara 1.229 keluarga, dan Telukbetung Selatan 960 keluarga.
Deni Zulniyadi
Komentar