#phk

Badai PHK Masih Berlangsung di 2023

( kata)
Badai PHK Masih Berlangsung di 2023
Ilustrasi PHK. Foto: MI


Jakarta (Lampost.co) -- Sejumlah asosiasi di bidang digital menilai fenomena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaan rintisan (startup) masih berpotensi terjadi pada 2023 mengingat kondisi global belum sepenuhnya membaik.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi, mengatakan faktor utamanya risiko inflasi maupun resesi global yang dapat terjadi tahun ini.

"Inflasi dan bayang-bayang resesi global yang diprediksi akan menghantam 2023 ini sangat memungkinkan menjadi alasan perusahaan startup mengambil ancang-ancang sehingga melakukan efisiensi," kata Adrian, dilansir Antara, Rabu, 1 Februari 2023.

Mantan Vice Chairman Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) itu menjelaskan perusahaan raksasa seperti Amazon pun perlu melakukan efisiensi dengan cara PHK untuk menjaga profit dan keseimbangan perusahaan.

Untuk itu, Adrian menyarankan agar para pekerja startup untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian agar mampu dipertahankan perusahaan.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo), Handito Joewono, mengatakan efisiensi ini sejatinya direncanakan bertahun-tahun sebelumnya. Namun, tidak dilakukan karena berbagai alasan termasuk pandemi covid-19.

"Itu fenomena gunung es, ini sudah lama mereka tahan-tahan karena sebenarnya untuk PHK ribuan pekerja dapat mencoret nama perusahaan. Namun, mau tidak mau akhirnya harus dilakukan," imbuh Handito.

Ekspektasi perusahaan startup digital yang terlalu besar beberapa tahun belakangan membuat banyak platform melakukan ekspansi dan merekrut lebih banyak pekerja. Namun pada kenyataannya permintaan pasar yang tidak sesuai harapan membuat perusahaan merugi.

"Salah satu contohnya Metaverse, respon pasar pada saat itu sangat baik, banyak yang memuji, namun pada kenyataannya sedikit sekali pasar yang mau membeli, padahal mereka terlanjur melakukan ekspansi besar-besaran," ujar Handito.

Meski begitu, menurut Handito, bukan berarti industri teknologi digital semakin hari kian menurun. Sebab, hal itu siklus yang wajar terjadi dalam bisnis.

Dia memberikan solusi kepada pekerja di bidang teknologi untuk banting setir merintis bisnis sendiri di bidang digital, dengan salah satu bidang yang berprospek baik adalah ekspor digital.

Sebelumnya perusahaan startup seperti Shopee, SiCepat, Sayurbox, Ruangguru, Sirclo, Ula, hingga Carousell melakukan PHK terhadap ratusan karyawan. Termasuk grup JD.ID yang segera menghentikan kegiatan operasional di Indonesia. 

Beberapa perusahaan digital raksasa dunia turut melakukan PHK massal, diantaranya Google (12 ribu pekerja), Amazon (10 ribu pekerja), Meta (11 ribu pekerja), hingga Microsoft (1.000 pekerja).

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar