#beritainternasional

Al-Azhar Desak Boikot Produk Swedia dan Belanda Usai Pembakaran Al-Qur'an

( kata)
Al-Azhar Desak Boikot Produk Swedia dan Belanda Usai Pembakaran Al-Qur'an
Protes di Afghanistan terkait pembakaran Al-Quran di Swedia. AFP


Kairo (Lampost.co) -- Al-Azhar Mesir, lembaga pendidikan Muslim paling bergengsi di dunia menyerukan boikot produk Swedia dan Belanda. Imbauan dikeluarkan setelah pengunjuk rasa sayap kanan membakar Al-Qur’an di negara-negara tersebut.

Al-Azhar, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu, menyerukan Muslim untuk memboikot produk Belanda dan Swedia.

“Kami mendesak tanggapan yang tepat dari pemerintah kedua negara ini. Mereka melindungi kejahatan keji dan biadab atas nama 'kebebasan berekspresi’,” tegas pernyataan Al-Azhar, seperti dikutip AFP, Kamis, 26 Juli 2023.

Politisi sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan pada 21 Januari 2023 membakar kitab suci umat Islam di depan Kedutaan Turki di Stockholm, meningkatkan ketegangan ketika Swedia mengadili Ankara atas tawarannya untuk bergabung dengan NATO.

Keesokan harinya, Edwin Wagensveld, yang memimpin kelompok anti-Islam Jerman Pegida cabang Belanda, merobek halaman-halaman Al-Qur'an selama protes tunggal di luar parlemen.

Gambar-gambar di media sosial juga menunjukkan dia menginjak-injak halaman kitab suci yang dirobek.

Penodaan Al-Qur’an memicu protes keras dari Turki dan demonstrasi yang mengamuk di beberapa ibu kota dunia Muslim termasuk di Afghanistan, Irak, Pakistan, Suriah, dan Yaman.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk keras pembakaran Al-Qur’an. “Kami mengungkapkan keprihatinan mendalam atas terulangnya peristiwa semacam itu dan eskalasi Islamofobia baru-baru ini di sejumlah negara Eropa,” tegas Kemenlu Mesir.

Sementara Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk tindakan Paludan sebagai sangat tidak sopan, sedangkan Amerika Serikat menyebutnya "menjijikkan".

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price pada 23 Januari 2023 mengatakan pembakaran itu ulah seorang provokator yang sengaja berusaha membuat jarak antara dua mitra dekat kita - Turki dan Swedia.

Imbasnya pada Selasa 24 Januari, Turki menunda pembicaraan aksesi NATO dengan Swedia dan Finlandia, setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk Stockholm karena mengizinkan protes akhir pekan yang mencakup pembakaran Al-Qur’an.

Effran Kurniawan








Berita Terkait



Komentar