#beritanasional#beritainternasional#ekbis

2023 Jadi Tahun Yang Sulit bagi Perekonomian Inggris

( kata)
2023 Jadi Tahun Yang Sulit bagi Perekonomian Inggris
Ilustrasi. FOTO: AFP


London(Lampost.co): Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan kepada warga Inggris masalah yang mengganggu negara itu tidak akan hilang pada 2023. Hal tersebut menjadi sebuah peringatan yang mendorong Partai Buruh untuk menuduh pemerintah telah merusak perekonomian.

Dalam pidato Tahun Baru pertamanya sebagai Perdana Menteri, Sunak dengan nada muram mengakui 2023 adalah tahun yang sulit bagi Inggris. "Saya tidak akan berpura-pura semua masalah kita akan hilang di Tahun Baru," kata Sunak dalam pesan video yang diunggah ke Twitter, dilansir dari The Business Times, Sabtu, 7 Januari 2023.

"Sama seperti kita pulih dari pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya, Rusia melancarkan invasi biadab dan ilegal ke seluruh Ukraina," tambahnya.

Sunak adalah Perdana Menteri Inggris ketiga di 2022 setelah Boris Johnson dan Liz Truss, yang keduanya mengundurkan diri setelah kehilangan kepercayaan dari partai Tory yang berkuasa. Mantan bankir Goldman Sachs ini harus menghadapi kesulitan di Inggris baik dalam maupun luar negeri di tahun yang penuh gejolak.

Lebih lanjut, dia berjanji untuk terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia dan mengatakan telah membuat keputusan sulit guna mengendalikan pinjaman dan utang negara. Sedangkan Keir Starmer, pemimpin partai oposisi utama, juga mengakui bahwa 2023 merupakan tahun yang berat dan mengatakan negara itu perlu berubah.

"Agar Inggris menjadi negara yang lebih adil, lebih hijau, dan lebih dinamis, kita membutuhkan cara yang benar-benar baru dalam berpolitik. Kita harus memperbarui sumpah kita untuk mengubah negara kita menjadi lebih baik, 2023 adalah babak baru bagi Inggris," pungkas Starmer.

Adi Sunaryo








Berita Terkait



Komentar