17 Tahun Dibui, Tahanan Tertua Palestina Bebas

Tel Aviv (Lampost.co) -- Israel membebaskan seorang tahanan Palestina tertua, Mayor Jenderal Fouad al-Shobaki pada Senin, 13 Maret lalu. Tahanan itu mendekam di balik jeruji besi selama 17 tahun.
Shobaki (83), salah satu rekan dekat mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat. Ia juga dianggap sebagai tangan kanan presiden kala itu.
Israel menuduh Shobaki sebagai dalang di balik upaya penyelundupan senjata ke Jalur Gaza di sebuah kapal pada 2002. Pada 2006, Israel menangkap Shobaki, menuduhnya membiayai kapal bermuatan senjata, yang dicegat tentara Israel di Laut Merah pada awal 2002 dalam operasi Bahtera Nuh.
Mengutip dari laman Asharq al-Awsat, Selasa, 14 Maret 2023, Shobaki, seorang mayor jenderal di pasukan keamanan Palestina, yang bertanggung jawab atas militer pusat dan administrasi keuangan. Ia menerima perintah dari Arafat, yang ingin mempersenjatai dinas keamanan dan gerakan Fatah.
Setelah menguasai kapal itu, Israel meyakinkan pemerintah Amerika Serikat (AS) bahwa Arafat adalah pendukung terorisme. Tel Aviv kemudian menerima lampu hijau untuk melakukan Operasi Perisai Pertahanan pada 2002, ketika menginvasi Tepi Barat dan mengepung Arafat.
Setelah empat tahun, pasukan pendudukan menculik Shobaki dari penjara pribadi di Areeha.
Ia ditangkap bersama dengan Sekretaris Jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina, Ahmed Saadat, Ahed Abu Ghulamy, Hamdi Qaraan, Basil Asmar, Majdi Al-Rimawi, dan Yasser Abu Turki. Israel menuduh kelompok tersebut membunuh Menteri Pariwisata Israel Rehavam Zeevi.
Shobaki mendapat hukuman kurungan penjara 20 tahun dan kemudian dikurangi menjadi 17.
Fouad al-Shobaki lahir pada 12 Maret 1940, di Gaza, di lingkungan al-Tuffah. Ia meraih gelar sarjana akuntansi dari Universitas Kairo.
Shobaki, seorang politkus, jenderal militer, dan anggota gerakan Fatah. Ia salah satu anggota gerakan Fatah yang pindah ke Yordania, Lebanon, Suriah, dan Tunisia, Gaza dan Ramallah.
Pada 2011, istri Shobaki meninggal saat ia berada di penjara. Empat dari enam anaknya menikah dan melahirkan sembilan cucu yang tidak pernah ia lihat.
Shobaki menderita berbagai masalah kesehatan dan tampak lelah saat menerima perawatan medis. Ia dipindahkan dengan ambulans ke pos pemeriksaan Tarqumia, sebelah barat Hebron, di mana keluarganya menyambutnya sebelum kemudian bertolak menuju ke Ramallah.
Effran Kurniawan
Komentar