17 Gunung Api di Indonesia Berstatus Waspada

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, ada sebanyak 17 gunung api di Indonesia yang masuk dalam level 2 atau waspada.
Berdasarkan data yang dilansir dari website resmi Magma Indonesia pada Kamis, 08 Desember 2022, 17 gunung api itu terdapat gunung yang memperlihatkan aktivitas erupsi, di antaranya Gunung Dukono di Kabupaten Halamhera Utara dan Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Lalu, Gunung Kerinci di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Jambi.
Sedangkan Gunung Api lainnya seperti Gunung Awu, Raung, Sinabung, Dempo, Werung, Ksrangetang, Soputan, Banda Api, Bromo, Rinjani, Lokon, Gamalama, Sangeangi dan Marapi, belum menunjukan aktivitas peningkatan atau penurunan (erupsi) hingga saat ini.
Sebelumnya, di antara 17 Gunung Api yang masuk dalam level waspada, PVMBG melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Kerinci, Jambi, Sumatera Barat pada 06 Desember 2022 pukul 08.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 700 m di atas puncak (± 4.505 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 3 mm dan durasi ± 1 menit.
Selanjutnya, ada 3 gunung api di Indonesia yang masuk ke dalam level 3 atau siaga. Salah satunya yakni Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Lampung. Dua gunung lainnya yakni Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, dan Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk tiga gunung api yang berstatus siaga, PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekat atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Untuk Gunung Semeru di Jawa Timur, PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan statusnya menjadi level IV atau awas.
Berdasarkan data, pada Kamis, 08 Desember 2022 hingga pukul 09.08 WIB telah terjadi 24 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-25 mm, dan lama gempa 58-193 detik, 6 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-4 mm dan lama gempa 27-93 detik.
Selanjutnya ada 1 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 9 mm, dan lama gempa 88 detik, 1 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 6 mm, dan lama gempa 23 detik, 1 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 5 mm, S-P 1.8 detik dan lama gempa 10 detik, dan 12 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2-35 mm, S-P 14-29 detik dan lama gempa 39-79 detik.
Untuk gunung Semeru, PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
Tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak gunung api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung pi Semeru, terutama sepanjang besuk kobokan, besuk bang, besuk kembar, dan besuk sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari besuk kobokan.
Deni Zulniyadi
Komentar