17 Dokter Spesialis Dikerahkan Dalam Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di RSUDAM

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung akan melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam (xypho-omphalophagus conjoined twins) perdana.
Direktur RSUD Abdul Moeloek Lukman Pura mengatakan operasi tersebut akan dilaksanakan bersama dengan tim dokter dari RSUD Dr Soetomo Surabaya. Adapun pelaksanaan operasi direncanakan akan dilakukan pada Rabu, 15 Maret 2023.
"Operasi perdana kembar siam ini merupakan operasi yang langka dan baru pertama kali dilakukan oleh tim di RSUD Abdul Moeloek, sehingga nantinya operasi kembar siam akan mengerahkan kurang lebih 17 dokter spesialis," kata Lukman Pura saat pelaksanaan konfrensi pers, Selasa, 14 Maret 2023.
Ia menjelaskan jika pelaksanaan operasi pemisahan kembar siam kali ini, pasien beradu dada. "Ini adalah bayi yang sejak setahun terakhir sudah berada dibawah asuhan dan kontrol kami dan banyak sekali dokter dari berbagai disiplin ilmu yang ikut terlibat dalam pengawasan," kata dia.
Adapun pasien kembar siam tersebut berjenis kelamin perempuan warga Kecamatan Muara Sungkai, Kabupaten Lampung Utara. Bayi tersebut lahir prematur pada usia kehamilan 31-32 minggu dengan berat badan lahir rendah sebesar 3100 gram.
"Kedua bayi ini lahir pada awal Februari 2022 dan saat ini sudah berusia satu tahun lebih. Menurut perhitungan secara medis merupakan waktu yang cukup memadai untuk dilakukan operasi pemisahan," kata Lukman.
Sementara itu ketua tim operasi kembar siam yang juga spesialis bedah anak RSUDAM, dr Billy Rosan mengatakan pelaksanaan operasi kembar siam akan dilakukan kurang lebih selama 12 jam yang tergantung dengan kondisi pasien.
"Kondiri bayi sendiri dempet tulang dada bagian bawah dan liver, sementara organ lain terpisah. Sehingga bayi ini dilakukan perawatan berkala baik rawat inap maupun rawar jalan serta terapi pencegahan," kata dia.
Meskipun operasi ini dilakukan perdana, ia mengatakan jika setiap tahunnya di Provinsi Lampung selalu ditemukan kasus bayi kembar siam. Namun banyak yang dilakukan pemisahan di luar daerah dan ada juga yang dinyatakan meninggal dunia sebelum dilakukan pemisahan.
"Setiap tahun hampir ada satu kasus bayi kembar siam di Lampung, tapi kadang kelayakan operasi belum ada sehingga kami kirim keluar daerah. Selain itu ada juga yang tidak bertahan sebelum tindakan," kata dia.
Menurutnya, operasi liver sendiri sangat banyak berpengarug dengan pembuluh darah, sehingga jika terjadi pendarahan harus ada antisipasi. “Untuk pemisahan tulang bawah juga ada rongga dada yang tidak menyatu dan berisiko. Ini sudah kita antisipasi dengan alat yang sudah kami siapkan,” kata dia.
"Teknik operasi juga sudah kami antisipasi dan gunakan alat apa, karena terkait dengan kondisi harus disesuaikan, adapun untuk biaya pasien sendiri gunakan BPJS dan untuk kekurangannya digunakan dana dari RSUDAM," kata dia.
Deni Zulniyadi
Komentar